Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhoma Irama Siap Terima Konsekuensi

Kompas.com - 03/08/2012, 17:38 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rhoma Irama mengaku tidak pernah menyangka ceramahnya di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta, pada Minggu (29/7/2012), menuai kontroversi. Ia menyatakan siap menjalani konsekuensi apa pun, baik tindak pidana pilkada atau tindak pidana umum.

"Saya hanya menyampaikan ayat yang tertuang di Al Quran. Saya siap menerima konsekuensi," kata Rhoma saat dihubungi wartawan, Jumat (3/8/2012).

Rhoma mengingatkan bahwa ceramahnya beberapa waktu lalu dalam kapasitasnya sebagai seorang ulama, bukan bagian tim kampanye pasangan Foke-Nara. Namun, dia tidak menampik banyak warga yang menyangka bahwa dia bagian dari tim kampanye, mengingat dia hampir selalu ada bersama pasangan Foke-Nara dan sempat muncul dalam iklan kampanye Foke-Nara.

"Saya bukanlah bagian dari tim kampanye pasangan Foke-Nara, apalagi juru kampanye," ungkap Rhoma.

Dalam menghadapi masalah ini, Rhoma tidak mau menggunakan jasa pengacara untuk membantunya lepas dari masalah hukum, yang kemungkinan dapat membelitnya. Ia meyakini apa yang dilakukannya benar sehingga tidak takut menghadapi pemeriksaan Panwaslu, Polisi, dan Jaksa.

"Tim Foke-Nara dan sekitar lima kelompok lain menawari saya bantuan hukum. Namun, saya tolak semua karena saya tidak takut," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, saat ibadah Tarawih di Masjid Al Isra, Tanjung Duren, Jakarta, Rhoma Irama berceramah dengan membawa isu SARA di dalamnya. Bahkan ia menebar ketakutan kepada jemaah bahwa yang tidak memilih pemimpin yang seiman akan menjadi musuh Allah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com