Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Suriah Meminta Bantuan Persenjataan

Kompas.com - 29/07/2012, 21:22 WIB

Ketua oposisi Komisi Nasional Suriah, SNC, meminta bantuan negara asing untuk mempersenjatai para pejuang pemberontak. Permintaan Abdulbaset Sayda ini disampaikan saat pasukan Pemerintah Suriah melanjutkan serangan di kawasan yang dikuasai pemberontak di kota Aleppo.

''Kami menginginkan senjata yang bisa menghentikan tank dan jet tempur. Itu yang kami inginkan,'' kata Sayda saat keterangan pers di Abu Dhabi.

Dia juga mendesak negara-negara Arab membantu perjuangan mereka. ''Saudara-saudara dan teman-teman untuk mendukung Tentara Pembebasan Suriah''.

Pemberontak sejauh ini belum menerima dukungan dari militer asing.

April silam, negara-negara Teluk sepakat untuk membayar ''gaji'' para pejuang Tentara Pembebasan Suriah. Disebutkan bahwa dana tersebut bisa digunakan untuk membeli senjata di pasar gelap.

Sayda juga mengatakan bahwa Presiden Bashar al-Assad harus diadili karena melakukan ''pembantaian'' ketimbang ditawari suaka. Sayda mengatakan bahwa ''contoh di Yaman'' yang mana Presiden Ali Abdullah Saleh diberikan amnesti sebagai imbalan untuk mundur ''tidak bisa berlaku untuk Suriah''.

"Ada pembantaian yang berlangsung. Kami meyakini Bashar al-Assad harus diadili. Dia adalah seorang kriminal dan jangan diberi perlindungan,'' tuturnya.

Sayda menyatakan SNC, yang berada dalam pengasingan, akan membahas rencana pemerintahan transisi bersama pemberontak yang terlibat dalam pertempuran. "Kami mempelajari ide pemerintahan transisi dan kami akan menghubungi semua pasukan di lapangan di Suriah,'' katanya.

Dia mengatakan pemimpin dari pemerintahan transisi ini harus seorang yang ''jujur dan patriotik... berkomitmen untuk tujuan revolusi Suriah sejak awal''.

Kekhawatiran Annan

Utusan Khusus PBB-Uni Afrika Kofi Annan mengatakan bahwa dia ''khawatir'' atas laporan pertempuran di Aleppo. "Peningkatan aksi militer... adalah bukti lanjutan tentang perlunya bagi komunitas internasional untuk bersama-sama membujuk semua pihak bahwa hanya transisi politik yang bisa mengarah ke penyelesaian politik untuk menyelesaikan krisis,'' paparnya.

Di Apello, pertempuran berlangsung sepanjang hari sejak Sabtu kemarin. Kawasan yang dikuasai pemberontak diserang dengan jet tempur yang terbang rendah. Bentrokan bersenjata dilaporkan terjadi di sekitar Salah al-Din dan Hamdanieh dekat pusat kota.

Akan tetapi, sejumlah laporan menyebutkan bahwa para pemberontak masih menguasai secara besar wilayah mereka. Mereka diyakini menguasai sekitar sepertiga kawasan di kota berpenduduk tiga juta orang tersebut, terutama di sekitar Sakhour.

Wartawan BBC Ian Pannell yang berada di Aleppo melaporkan, pertempuran sengit menyebabkan sejumlah pemberontak tewas. Pannell melaporkan, para pemberontak melancarkan serangan balasan, tetapi kalah persenjataan dan personel dari pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad.

Puluhan ribu warga sipil juga meninggalkan kota Aleppo guna mengungsi ke perbatasan Jordania.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com