Ambon, Kompas -
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ambon Sulimin, Sabtu (28/7), perairan di Provinsi Maluku termasuk yang masih berbahaya sebagai dampak dari siklon tropis itu. Selain itu, hujan juga masih akan mengguyur sebagian wilayah ini. Cuaca ekstrem itu diperkirakan berlangsung hingga akhir Agustus 2012.
”Perairan sekitar Pulau Ambon, Seram, Kei, Tanimbar, Maluku Barat Daya, Laut Buru, Laut Banda, dan Arafura ketinggian ombaknya bisa lebih dari dua meter. Nakhoda dan pengguna jasa transportasi laut harus mewaspadai hal ini,” ujarnya.
Minggu lalu, sebuah kapal loangboat (perahu motor kayu) tenggelam di Maluku Utara. Lima penumpangnya belum ditemukan. Selain itu, angin kencang dengan kecepatan lebih dari 30 kilometer per jam juga berpeluang terjadi di wilayah Maluku.
BMKG Gorontalo juga mengingatkan, ketinggian gelombang di Teluk Tomini di provinsi itu bisa mencapai tiga meter. Kecepatan angin hingga 20 km/jam. Hujan diperkirakan masih akan mengguyur Gorontalo dengan intensitas ringan sampai sedang. Warga diminta tetap waspada, karena pekan lalu sebagian wilayah Gorontalo dilanda banjir.
”Situasi ini patut diwaspadai, terutama nelayan dengan perahu ketinting,” kata Riri Ardia, Prakirawan BMKG Provinsi Gorontalo.
Diutarakan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Kifli Wakano, setiap peringatan dini dari BMKG selalu diteruskan kepada pemerintah kabupaten/kota di provinsi itu.
”Nakhoda diharapkan tidak memaksakan berlayar saat cuaca ekstrem,” ujarnya.
Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu, anggota Komisi V DPR, Norhasanah, menegaskan, selain cuaca, jumlah penumpang yang kerap melampaui daya angkut kapal menjadi pemicu kecelakaan di laut. Kelengkapan keselamatan penumpang harus lebih diperhatikan pengelola kapal dan pengelola pelabuhan.