Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana Mengancam Sejumlah Daerah

Kompas.com - 29/07/2012, 02:44 WIB

Ambon, Kompas - Bencana sebagai dampak dari siklon tropis Saola masih mengancam sejumlah daerah, terutama di kawasan timur Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika merilis, siklon tropis Saola di Samudra Pasifik timur Filipina akan berdampak hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Papua, Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi. Sebagian perairan Indonesia pun akan bergelombang tinggi.

Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ambon Sulimin, Sabtu (28/7), perairan di Provinsi Maluku termasuk yang masih berbahaya sebagai dampak dari siklon tropis itu. Selain itu, hujan juga masih akan mengguyur sebagian wilayah ini. Cuaca ekstrem itu diperkirakan berlangsung hingga akhir Agustus 2012.

”Perairan sekitar Pulau Ambon, Seram, Kei, Tanimbar, Maluku Barat Daya, Laut Buru, Laut Banda, dan Arafura ketinggian ombaknya bisa lebih dari dua meter. Nakhoda dan pengguna jasa transportasi laut harus mewaspadai hal ini,” ujarnya.

Minggu lalu, sebuah kapal loangboat (perahu motor kayu) tenggelam di Maluku Utara. Lima penumpangnya belum ditemukan. Selain itu, angin kencang dengan kecepatan lebih dari 30 kilometer per jam juga berpeluang terjadi di wilayah Maluku.

BMKG Gorontalo juga mengingatkan, ketinggian gelombang di Teluk Tomini di provinsi itu bisa mencapai tiga meter. Kecepatan angin hingga 20 km/jam. Hujan diperkirakan masih akan mengguyur Gorontalo dengan intensitas ringan sampai sedang. Warga diminta tetap waspada, karena pekan lalu sebagian wilayah Gorontalo dilanda banjir.

”Situasi ini patut diwaspadai, terutama nelayan dengan perahu ketinting,” kata Riri Ardia, Prakirawan BMKG Provinsi Gorontalo.

Diutarakan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Kifli Wakano, setiap peringatan dini dari BMKG selalu diteruskan kepada pemerintah kabupaten/kota di provinsi itu.

”Nakhoda diharapkan tidak memaksakan berlayar saat cuaca ekstrem,” ujarnya.

Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu, anggota Komisi V DPR, Norhasanah, menegaskan, selain cuaca, jumlah penumpang yang kerap melampaui daya angkut kapal menjadi pemicu kecelakaan di laut. Kelengkapan keselamatan penumpang harus lebih diperhatikan pengelola kapal dan pengelola pelabuhan. 

Banjir di Papua 

Selain gelombang tinggi, hujan deras yang mengguyur wilayah Papua sejak Kamis hingga Jumat menyebabkan beberapa sungai di Kabupaten Sarmi meluap. Banjir pun melanda di sebagian wilayah kabupaten itu.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Johannes Nugroho Wicaksono, Sabtu, banjir membuat wilayah Sarmi terendam setinggi 1,5 meter. Namun, polisi belum mendapatkan laporan tentang korban akibat banjir itu.

Namun, beberapa warga Sarmi mengatakan, dua wilayah terparah yang diterjang banjir adalah Kasukwe dan Kuma. Ratusan rumah warga di wilayah itu terendam air akibat meluapnya Sungai Orei. Seorang warga disebutkan meninggal terkait kejadian itu, tetapi bukan karena terseret banjir, melainkan karena sakit.

Rachmat, warga Sarmi, menuturkan, Sabtu siang, air bah mulai menyurut. Namun, jalan menuju Kantor Bupati Sarmi masih terendam air hingga setinggi 1 meter. Listrik juga belum menyala kembali.

Dari Padang, Sumatera Barat, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Ade Edward juga mengingatkan, ancaman banjir bandang (galodo) di daerah itu masih mungkin terjadi sehingga perlu diwaspadai. Selasa lalu, Kota Padang dilanda banjir bandang sehingga sejumlah kawasan di wilayah itu porak poranda.

”Status siaga darurat masih diberlakukan hingga akhir Agustus 2012 karena cuaca tidak menentu,” kata Ade lagi. Petugas BPBD dari enam wilayah kabupaten/kota di Sumbar dikerahkan untuk mempercepat pulihnya akses korban galodo.

Kepala Seksi Logistik BPBD Gorontalo Tahir Laendeng menambahkan, wilayah provinsi itu masih rawan banjir, terutama di Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango. Jika terjadi hujan lebat, sungai yang melintas di kedua wilayah itu terancam meluap dan menggenangi permukiman warga.

”Kami sudah menerjunkan satu ekskavator untuk normalisasi Sungai Bone dan anak sungai di Kabupaten Bone Bolango,” katanya. Dari catatan BPBD Gorontalo, dalam dua pekan ini terjadi banjir dan tanah longsor di Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo. Tak ada korban jiwa dalam bencana itu.

Kabut asap

Sebaliknya, Provinsi Riau justru mewaspadai cuaca panas dalam beberapa hari terakhir, tanpa hujan, yang dapat menyebabkan daerah itu dilanda bencana kabut asap. Berdasarkan pantauan satelit NOAA pada 26-27 Juli 2012, terdapat 397 titik api di Sumatera. Riau memiliki 178 titik api.

”Seluruh wilayah dari 12 kabupaten/kota di Riau terpantau memiliki titik api. Titik api terbanyak berada di Rokan Hilir (40 titik) dan Pelalawan (36 titik). Yang terkecil di Kota Pekanbaru, satu titik. Kondisi ini berpotensi membuat kabut asap,” ujar Mastar Mahad, Sekretaris Badan Lingkungan Hidup Riau. Pengendalian kabut asap pun akan lebih diintensifkan.  (jos/bay/ink/apa/APO/SAH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com