Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Nilai Surat Dakwaan Miranda Banyak Kekeliruan

Kompas.com - 23/07/2012, 13:32 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda S Goeltom, dijadwalkan menjalani sidang perdana, Selasa (24/7/2012) besok. Sidang yang rencananya berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta itu menggagendakan pembacaan surat dakwaan atas perkara dugaan suap cek perjalanan yang menjerat Miranda.

Salah satu pengacara Miranda, Andi F Simangungsong mengaku telah membaca salinan surat dakwaan yang disusun tim jaksa penuntut umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut Andi, terdapat sejumlah kekeliruan mendasar dalam surat dakwaan baik secara substansi maupun secara formal.

"Kita akan langsung sampaikan eksepsi besok, karena ada banyak permasalahan dalam surat dakwaan, kekeliruan dalam dakwaan. Kekeliruan yang fatal," kata Andi di Jakarta, Senin (23/7/2012).

Namun dia enggan merinci permasalahan surat dakwaan seperti yang dimaksudnya itu. Demikian juga saat ditanya apakah eksepsi atau nota keberatan yang akan diajukan pihak Miranda terkait dengan penetapan tersangka Miranda yang sempat disebut tidak sesuai prosedur. "Besok ya, besok. Kita akan sampaikan besok proses kenapa sampai ke persidangan, normal tidaknya," ujar Andi.

Seperti diberitakan sebelumnya, penetapan Miranda sebagai tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan sempat menuai kritik. Diduga, KPK menetapkan Miranda tidak melalui prosedur yang baku. Namun lembaga penegakkan hukum itu kemudian giat mengumpulkan alat bukti sehingga penetapan Miranda dinyatakan pimpinan KPK sudah berdasarkan alat bukti yang cukup.

KPK menetapkan Miranda sebagai tersangka karena mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGSBI) itu diduga ikut serta atau menganjurkan Nunun Nurbaeti menyuap anggota DPR 1999-2004. Suap yang diberikan dalam bentuk cek perjalanan tersebut diduga terkait dengan proses pemilihan DGSBI 2004 yang dimenangkan Miranda. Nunun divonis dua tahun enam bulan dalam kasus ini karena dianggap terbukti sebagai pemberi suap.

Adapun persidangan Miranda rencananya digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, besok pagi, Selasa (24/7/2012). Terkait kesiapan Miranda sendiri, Andi mengatakan kalau kliennya dalam kondisi sehat dan siap menghadapi sidang perdananya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

    Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

    Nasional
    Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

    Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com