JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Agama Suryadharma Alie menyesalkan ketidakhadiran Muhammadiyah pada sidang isbat yang rencananya digelar di Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (19/7/2012). Politisi berlatar belakang Nahdlatul Ulama ini membantah bahwa sidang isbat bertentangan dengan prinsip demokrasi karena tidak ada ruang untuk diskusi.
"Saya berharap Muhammadiyah hadir (di sidang isbat) agar tidak memperuncing perbedaan, tetapi yang terpenting kebersamaannya," kata Suryadharma singkat kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (19/7/2012).
Sidang isbat adalah sidang untuk memutuskan awal puasa dan jatuhnya hari raya Idul Fitri yang dihadiri ormas Islam. Keputusan dalam sidang isbat sepenuhnya berada di tangan Kemenag. Sebelumnya, Suryadharma, yang juga Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, menyampaikan, tidak ada rekayasa dalam sidang isbat.
Sidang isbat ini turut dihadiri oleh para ahli hisab rukyat, ormas Islam, dan perwakilan dari masyarakat. Muhammadiyah sendiri telah menetapkan awal Ramadhan jatuh pada 20 Juli 2012 dan shalat tarawih dimulai pada 19 Juli 2012 malam.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, terkait penetapan awal Ramadhan, Muhammadiyah tetap dengan metodenya menggunakan ilmu esakta, yaitu astronomi.
"Kami sudah bisa menetapkan awal puasa, juga hari raya, sampai 100 tahun ke depan. Hal itu karena kami memiliki rumus eksakta, seperti astronomi dan falak, sehingga sidang isbat tidak diperlukan lagi oleh kami," ujar Din.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.