Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Suap untuk Bayar Survei

Kompas.com - 19/07/2012, 02:18 WIB

Jakarta, Kompas - Uang suap yang diduga diberikan kepada Bupati Buol Amran Batalipu digunakan antara lain untuk keperluan survei menjelang pemilihan kepala daerah. Bahkan, uang untuk keperluan survei pemilihan kepala daerah tersebut dibayarkan langsung oleh Direktur PT Hardaya Inti Plantations Totok Lestiyo.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (18/7), memeriksa Saiful Mujani, konsultan pada Saiful Mujani Research and Consultant. Saiful diperiksa sebagai saksi dalam perkara tindak pidana korupsi terkait pemberian suap kepada Bupati Buol.

Seusai diperiksa KPK, Saiful mengakui, penyidik KPK bertanya soal permintaan survei Amran kepada lembaganya. ”Itu Pak Amran minta survei kepada saya. Ya sudah diklarifikasi, betul apa tidak (oleh penyidik). Saya bilang iya,” kata Saiful.

Saiful menolak menyebut berapa yang dibayarkan kepada lembaganya untuk keperluan survei yang diminta Amran tersebut. Menurut Saiful, uang survei tersebut dibayarkan oleh Totok Lestiyo.

Saiful mengaku tidak tahu bahwa uang yang dibayarkan kepada lembaganya tersebut merupakan suap kepada Amran dari PT Hardaya Inti Plantations (HIP), perusahaan perkebunan milik pengusaha yang juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hartati Murdaya Poo.

”Itu (uang suap dari Hartati) tidak tahu. Itu bukan dari Amran, tetapi dari Totok Lestiyo. Uangnya dari dia,” katanya.

Sebelumnya, KPK menangkap petinggi PT HIP, Yani Anshori, di Buol seusai memberikan uang suap kepada Amran pada 26 Juni lalu. Keesokan harinya, KPK kembali menangkap petinggi PT HIP, Gondo Sudjono, di Bandara Soekarno-Hatta seusai mendarat dari Gorontalo. Gondo sebelumnya bersama Anshori diduga ikut menyuap Amran.

Sudah kenal

Saiful mengaku tidak bertanya lebih lanjut soal permintaan survei dari Bupati Buol, tetapi uangnya dibayarkan petinggi perusahaan perkebunan swasta. Saiful juga mengaku tidak heran uang survei pilkada di Buol dibayar oleh Totok. Dia mengaku sudah lama kenal Totok.

”Yang minta survei dia (Totok). Itu kan dia yang meminta, bukan bupati,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com