Menlu Filipina Albert del Rosario menuduh Kamboja membela China dengan ”secara konsisten” menentang usulannya untuk memasukkan isu Beting Scarborough dalam komunike bersama.
Filipina juga mengecam China, yang menggunakan kekuatannya untuk menekan Kamboja dan juga menunjukkan sikap bermuka dua dalam persoalan itu.
Saat dihubungi melalui telepon, Menlu RI Marty Natalegawa mengakui, ASEAN memang gagal mencapai konsensus dalam bentuk komunike bersama.
Akan tetapi, lanjut Marty, hal itu sama sekali tak berpengaruh pada masa depan proses pembahasan kode tata berperilaku (COC) Laut China Selatan, antarnegara anggota ASEAN dan China.
Menurut Marty, komunike bersama hanyalah persoalan prosedural. Proses pembahasan COC ASEAN-China masih berjalan di jalur yang benar.
”Kejadian ini saya yakin tak akan berpengaruh di masa depan. Memang sangat mengecewakan, tetapi jangan sampai itu mengurangi momentum pencapaian COC. Apalagi, ketika Indonesia memimpin ada banyak yang telah dicapai,” ujar Marty.
Dalam pernyataan Kamis malam, Menlu China Yang Jiechi kembali menegaskan sikap negaranya yang menganggap ”tak ada sengketa” di wilayah perairan sekitar Beting Scarborough atau yang mereka sebut Huayang.
”Kami berharap pihak Filipina bisa menghadapi kenyataan itu dan berhenti membuat masalah,” ujar Yang.
Sementara itu, walau mengaku bersikap netral, Amerika Serikat menunjukkan ketertarikan untuk terlibat dalam persoalan Laut China Selatan. Salah satunya dengan menyampaikan komitmen memperkuat kemampuan militer Filipina dan Vietnam.
Pihak AS berdalih, mereka punya kepentingan besar menjaga kebebasan navigasi di perairan itu.