Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Kantor Pajak Bogor Dilimpahkan ke Kejagung

Kompas.com - 13/07/2012, 19:31 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melimpahkan kasus suap Kepala Kantor Pajak Pratama Bogor, AS, ke Kejaksaan Agung. Tiga orang yang tertangkap tangan di kawasan Bogor akan diserahkan ke Kejaksaan Agung untuk penyelidikan lebih lanjut.

"Perkara ini akan dilimpahkan penanganan penyidikannya kepada rekan kami di Kejaksaan Agung," ujar Deputi Penindakan KPK Iswan Elmi, saat jumpa pers di Gedung KPK, Jumat (13/7/2012) sore.

Menurut Iswan, pelimpahan itu untuk mempercepat penanganan kasus tersebut. Mengingat banyak kasus korupsi yang sedang ditangani KPK dengan jumlah sumber daya manusia yang terbatas. "Seperti rekan-rekan maklumi bahwa kondisi KPK yang tangani banyak kasus korupsi saat ini, dibanding kapasitas SDM-nya sudah overload. Ini untuk mempercepat penanganan perkara, juga sebagai wujud kerja sama aparat penegak hukum lainnya, dilimpahkan ke Kejaksaan Agung," terang Iswan.

Iswan menjelaskan, pelimpahan yang diputuskan oleh pimpinan KPK tidak dilakukan begitu saja. Melihat jumlah penyidik dari perkara-perkara yang sedang ditangani KPK sehingga diputuskan untuk dilimpahkan.

Diberitakan sebelumnya, KPK menangkap tangan Kepala Kantor Pajak Pratama Bogor berinisial AS, di kawasan Bogor pukul 10.20, Jumat (13/7/2012). AS ditangkap atas dugaan menerima suap dari perempuan inisial EDG. KPK juga membawa EDG (50) yang berasal dari PT GEA serta sopir dari EDG, yaitu laki-laki berumur sekitar 50 tahun. Jumlah uang yang didapat pada tangkap tangan tersebut Rp 300 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com