JAKARTA, KOMPAS.com - Arman Salam, Direktur Riset Lingkaran Survei Indonesia mengungkapkan, manuver calon gubernur untuk menarik hati masyarakat DKI, menjadi penentu pemenang Pemilukada DKI putaran kedua.
Pernyataan tersebut didasarkan pada hitung cepat berbagai sumber yang didapatkan hasil, Pemilukada dipastikan berlangsung dua putaran.
"Itu kembali kepada kedua calon untuk melakukan persuasi, bagaimana mereka menarik hati masyarakat, dengan aneka program, pendekatan, dan lain-lain," ujarnya, di kantornya, Jl. Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (11/7/2012).
Menurut pemetaannya, di atas kertas, pasangan petahana, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli memiliki ketergantungan terhadap suara dari PKS, partai yang mendukung pasangan Hidayat Nurwahid-Didik J. Rahbini. Pasalnya, keduanya memiliki kedekatan dari sisi ideologi keagamaan ketimbang PDI-P dan Gerindra, partai pengusung Joko Widodo-Basuki T. Purnama.
"Sementara kalau dlihat dari ideologis, PKS agak kurang sreg dengan Jokowi-Ahok. Feeling saya mereka akan lebih ke Foke karena lebih kental dengan nuansa keagamaan daripada Jokowi," lanjutnya.
Untuk Partai Golkar, ia tidak bisa memperkirakan karena keputusan yang diambil partai berlambang beringin tersebut, dapat dipastikan melibatkan elit partai yang kerap bersinggungan dengan kemauan akar rumput.
"Tapi lagi-lagi, antara keputusan elit tidak ada hubungannya dengan partisan, pemilih," lanjutnya.
Dengan berbagai manuver pasangan yang lolos di putaran kedua, yaitu Jokowi dan Foke, juga akan merebut muntahan suara dari empat pasangan yang tidak lolos dan 40 persen pemilih yang belum menggunakan hak pilihnya. Hal tersebut lah yang menjadi penentu siapa pemimpin DKI Jakarta lima tahun mendatang.
"Mana yang lebih masif, efektif untuk mengambil kue besar. Ada banyak, muntahan suara dari empat calon dan 40 persen pemilih yang belum menggunakan hak pilih. Itu sangat menentukan," lanjutnya.
Sebelumnya, LSI merilis hitung cepat Pemilukada DKI Jakarta. Hasilnya sebagai berikut:
- Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli : 34,14 persen
- Hendardji Soepandji-Riza Patria : 1,82 persen
- Joko Widodo-Basuki T Purnama : 43,06 persen
- Hidayat Nurwahid-Didik J. Rahbini : 11,76 persen
- Faisal Basri-Biem Benjamin : 4,84 persen
- Alex Noerdin-Nono Sampono : 4,38 persen.