Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompetensi Alex Noerdin

Kompas.com - 30/06/2012, 02:59 WIB

Secara umum, Alex Noerdin memiliki kompetensi kunci yang perlu dimiliki gubernur DKI Jakarta. Ia memiliki kompetensi kepemimpinan transformasional yang cukup menonjol. Ia mampu menentukan visi Jakarta, tetapi oleh banyak kalangan masih cukup sulit dimengerti cara mewujudkannya.

Kompetensi yang cukup menonjol lainnya adalah kompetensi kerja sama, komunikasi, dan mengambil risiko, yang di dalamnya termasuk melakukan kalkulasi secara ekonomi-bisnis, politik, dan sosial budaya.

Kepemimpinan transformasional

Kompetensi kepemimpinan transformasional Alex Noerdin dapat ditelusuri dari fakta bahwa, saat ini, ia Gubernur Provinsi Sumatera Selatan yang ingin menjadi gubernur DKI Jakarta.

Ia memiliki visi tentang Jakarta. Ia erami visi tentang Jakarta itu dan siap menetaskannya dengan kemampuan dan pengalaman yang telah terasah di Musi Banyuasin sebagai bupati dan di Sumatera Selatan sebagai gubernur.

Ia merencanakan program yang akan membuat Jakarta layak huni berkelas dunia. Ia memvisikan dalam tiga tahun, ia dapat menjadikan Jakarta bebas macet, bebas banjir, dan manusiawi. Ia ingin membangun Jakarta dengan membuat program yang terbukti telah sukses dijalankan di Sumatera Selatan.

Meski berada di lingkungan birokrasi sejak tahun 1981, ia tidak terlalu birokratis, bahkan dikenal bisa memotong rantai birokrasi dalam program unggulannya, yaitu berobat dan sekolah gratis.

Di mata anak buah atau orang dekat yang bekerja dengannya, di balik sosoknya yang tinggi besar dan emosi marahnya yang meledak-ledak, Alex Noerdin dinilai sebagai figur yang dapat memberi contoh baik.

Ia tegas dan mampu mengajak untuk fokus pada tujuan. Jadi, saat menghadapi masalah, ia mampu memberikan kesan kuat kepada anak buahnya bahwa ia seorang pemimpin yang dapat diandalkan. Tak heran, ia mendapat dukungan dari anak buah.

Kompetensinya untuk memberikan rangsangan intelektual tak terlalu menonjol. Namun, ia menganggap penting pendekatan atau kajian berdasarkan kepakaran. Contohnya, sekitar lima bulan sebelum resmi memutuskan maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta, ia membentuk tim untuk mengkaji masalah Jakarta: tim banjir, tim macet, tim sosial, dan tim ekonomi. Ia libatkan sejumlah pakar untuk melakukan kajian tentang Jakarta.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com