Mayor Heri Jadi Korban Fokker 27, Keluarga Terpukul

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Keluarga Mayor (Pnb) Heri Setiawan, korban pesawat Fokker 27 milik TNI AU yang jatuh di Kompleks Rajawali, Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Kamis kemarin, terlihat sangat terpukul. Ibu korban, Juminatun (57), langsung panik dan menghubungi anak sulungnya, Neneng Tri Setyawati, begitu melihat berita jatuhnya pesawat tersebut.

Kini, Juminatun masih tampak shock berat dan terus menangis. Sehari sebelum jatuhnya pesawat naas itu, Juminatun merasakan suatu firasat. "Waktu tidur, saya merasa ada yang meniup wajah saya," kata Juminatun sambil terisak.

Sementara ayah korban, Samidi (65), mengatakan, di mata keluarga, Heri adalah pribadi yang baik dan penyayang. "Dia terakhir kali pulang saat Lebaran lalu, sekeluarga. Biasanya pulang saat Lebaran tiap dua tahun sekali, karena gantian mudik ke rumah mertuanya di Sampit, Kalimantan Tengah," kata Samidi.

Lebih lanjut, Samidi menuturkan, Heri memang sudah bercita-cita menjadi anggota militer. Setamat dari SMP Negeri I Wates, ia mengikuti seleksi SMA Taruna Nusantara, tetapi tidak diterima. Kemudian mendaftar dan diterima di SMA Negeri I Wates, dia sempat mengenyam pendidikan teknik elektro di UGM. Tetapi, begitu ada kesempatan mengikuti tes AAU dan dinyatakan lulus, ia meninggalkan bangku UGM dan mantap menjadi perwira AU.