Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono: Elektabilitas Tinggi, Parpol Jangan Langsung Gembira

Kompas.com - 19/06/2012, 11:03 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Pramono Anung, mengatakan, partai politik yang mendapat elektabilitas tinggi berdasarkan hasil jajak pendapat tidak boleh langsung bergembira. Begitu pula jika parpol mendapat elektabilitas rendah tidak boleh menganggap ada rekayasa dari survei itu.

"Hasil survei ini sebagai acuan, kalau enggak percaya, yah, enggak benar. Kalau percaya, juga engga benar. Survei dilihat sebagai referensi. Dengan demikian, kalau ada partai yang kalau disurvei tinggi lalu bergembira, tetapi kalau disurvei rendah mengatakan itu tidak benar. Survei itu sebagai acuan saja, bagaimana kerja partai itu harus dilakukan," papar Pramono di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (18/6/2012).

Pramono dimintai tanggapan hasil survei yang dikeluarkan Lingkaran Survei Indonesia. Menurut LSI, Partai Golkar berada di urutan teratas dengan elektabilitas diangka 20,9 persen, PDI Perjuangan 14 persen, dan Partai Demokrat sebesar 11,3 persen.

Adapun calon presiden, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, mendapat dukungan terbesar dengan angka 18,3 persen, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar 18 persen, dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sebesar 17,5 persen.

Pramono mengatakan, PDI-P sudah mengalami situasi di mana tingkat elektabilitas berdasarkan hasil survei selalu tinggi sebelum Pemilu 2009. Namun, kata dia, tidak terlihat kerja politik ketika itu.

"PDI-P juga pernah mengalami hal yang sama dalam masalah travel cheque. Ini yang harus dilakukan parpol yang ada. Karena 2012-2013 ini memang harus ada kerja lapangan, melakukan pendekatan terhadap masyarakat. Itu menjadi kunci utama," kata Pramono.

Mengenai hasil survei yang menempatkan Megawati teratas, Pramono hanya mengucapkan terima kasih. Ketika disinggung bagaimana sikap partai menyikapi hasil survei itu, Pramono menjawab, "Itu masalah internal."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com