Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rufinus: Keluarga Sudah Tahu Neneng Akan Pulang

Kompas.com - 14/06/2012, 16:05 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim pengacara Muhammad Nazaruddin bersikeras kalau istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni, bukan ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi, melainkan menyerahkan diri. Anggota tim pengacara Nazaruddin, Rufinus Hutauruk, mengatakan bahwa Neneng memang ingin pulang untuk menghadapi proses hukum.

Keinginan Neneng tersebut, katanya, diketahui Rufinus dari Nazaruddin. "Nazaruddin memberikan kuasa kepada kami untuk membantu kepulangan dia (Neneng) ke Indonesia," kata Rufinus di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (14/6/2012).

Rufinus mendatangi Gedung KPK pada siang ini bersama pengacara Nazaruddin yang lain, Elza Syarief dan Junimart Girsang. Menurut Rufinus,  KPK seharusnya sejak awal bersedia bekerja sama dengan pihak keluarga terkait pemulangan Neneng. Bahkan, Rufinus mengatakan kalau pihak keluarga siap membayar orang untuk menyelidiki keberadaan Neneng.

"Makanya, kan tidak perlu begitu, KPK harusnya  mau koordinasi, kami bisa hubungi keluarga.  Bahkan kami siap bayar orang untuk investigasi di mana keberadaan Neneng," katanya.

Saat ditanya bagaimana Nazaruddin mengetahui kalau Neneng akan pulang, Rufinus mengatakan bisa saja Nazaruddin berkomunikas dengan Neneng dari tahanan. "Ya, bisa jadi seperti itu atau bisa jadi dengan keluarga yang lain," ujar Rufinus.

Seperti diberitakan sebelumnya, KPK menangkap Neneng di kediamannya di Pejaten, Jakarta Selatan. Menurut KPK, Neneng bukan menyerahkan diri melainkan ditangkap.

KPK semula mendapat informasi kalau Neneng menuju Batam, Riau, dari Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (12/6/2012). Setelah menginap semalam di Batam, Neneng terbang ke Jakarta dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 11.30 WIB. Hingga kini, KPK belum memastikan apa motif Neneng kembali ke Indonesia setelah kurang lebih delapan bulan buron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

    Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

    BrandzView
    Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

    Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

    Nasional
    Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

    Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

    Nasional
    Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

    Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

    Nasional
    Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

    Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

    Nasional
    Buronan Thailand yang Ditangkap di Bali Pakai Nama Samaran Sulaiman

    Buronan Thailand yang Ditangkap di Bali Pakai Nama Samaran Sulaiman

    Nasional
    Pansel Bakal Cari 10 Nama Capim KPK untuk Diserahkan ke Jokowi

    Pansel Bakal Cari 10 Nama Capim KPK untuk Diserahkan ke Jokowi

    Nasional
    Kritik Putusan MA, PDI-P: Harusnya Jadi Produk DPR, bukan Yudikatif

    Kritik Putusan MA, PDI-P: Harusnya Jadi Produk DPR, bukan Yudikatif

    Nasional
    Projo Beri Sinyal Jokowi Pimpin Partai yang Sudah Eksis Saat Ini

    Projo Beri Sinyal Jokowi Pimpin Partai yang Sudah Eksis Saat Ini

    Nasional
    Projo Minta PDI-P Tidak Setengah Hati Jadi Oposisi

    Projo Minta PDI-P Tidak Setengah Hati Jadi Oposisi

    Nasional
    Tuding PDI-P Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo, Projo: Taktik Belah Bambu

    Tuding PDI-P Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo, Projo: Taktik Belah Bambu

    Nasional
    Projo Ungkap Isi Pembicaraan dengan Jokowi soal Langkah Politik Kaesang di Pilkada

    Projo Ungkap Isi Pembicaraan dengan Jokowi soal Langkah Politik Kaesang di Pilkada

    Nasional
    Ada 'Backlog' Pemilikan Rumah, Jadi Alasan Pemerintah Wajibkan Pegawai Swasta Ikut Tapera

    Ada "Backlog" Pemilikan Rumah, Jadi Alasan Pemerintah Wajibkan Pegawai Swasta Ikut Tapera

    Nasional
    Jaga Keanekaragaman Hayati, Pertamina Ajak Delegasi ASCOPE ke Konservasi Penyu untuk Lepas Tukik

    Jaga Keanekaragaman Hayati, Pertamina Ajak Delegasi ASCOPE ke Konservasi Penyu untuk Lepas Tukik

    Nasional
    Projo Mengaku Belum Komunikasi dengan Kaesang Soal Pilkada

    Projo Mengaku Belum Komunikasi dengan Kaesang Soal Pilkada

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com