Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Tingkatkan Tekanan terhadap Suriah

Kompas.com - 08/06/2012, 12:24 WIB

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan, sangat sedikit bukti yang menunjukkan bahwa Pemerintah Suriah mematuhi rencana perdamaian untuk mengakhiri kekerasan.

Pasca-pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB, ia memperingatkan akan adanya bahaya "potensial" perang sipil di Suriah dan hal itu hanya tinggal menunggu pemicunya.

Sementara itu, delegasi PBB, Kofi Annan, mengatakan, dewan harus memberikan lebih banyak tekanan kepada Damaskus untuk menerapkan rencana perdamaian.

Pernyataan itu datang setelah adanya laporan bahwa 78 orang tewas di Suriah tengah.

Aktivis oposisi menuduh pasukan pemerintah sebagai pelaku pembunuhan di Desa Qubair, tetapi pemerintah menuduh "teroris".

Pemantau PBB yang berusaha mencapai desa tersebut beberapa jam pasca-kejadian dihujani tembakan, kata Ban. Semua anggota tim selamat.

PBB memiliki 297 pemantau tak bersenjata di Suriah untuk memverifikasi penerapan rencana enam poin yang digagas Annan. Hal itu meliputi gencatan senjata yang seharusnya dilaksanakan pertengahan April.

Suriah "berdarah"

Ban berbicara dalam konferensi pers gabungan dengan Annan dan Sekjen Liga Arab Nabil al Arabi setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB membahas krisis di Suriah. "Bahaya akan perang dalam skala penuh sangat potensial dan nyata," kata pemimpin PBB itu, mendesak Dewan Keamanan untuk "berbicara dalam satu suara".

Ban juga memperingatkan bahwa kekerasan yang baru-baru ini terjadi di Suriah "sangat mungkin menjadi kejahatan kemanusian". "Laporan akan pembantaian lainnya di Qubair merupakan kenyataan mengerikan yang terjadi di lapangan. "Berapa kali lagi kita harus mengutuk mereka dan harus dalam berapa banyak cara lagi kita mengatakan bahwa kita marah? Rakyat Suriah berdarah."

Ban menegaskan bahwa PBB berkomitmen terhadap rencana perdamaian enam poin Annan. Ia mengatakan, diskusi mendesak sangat diperlukan untuk membahas langkah berikutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com