Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eva: Gaji Tinggi Pegawai Pajak Hanya Pemborosan

Kompas.com - 07/06/2012, 11:34 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kembali tertangkapnya pegawai pajak terkait kasus dugaan korupsi dinilai membuktikan reformasi birokrasi di perpajakan belum menyeluruh, khususnya menyangkut aspek kultur atau mental pegawai pajak. Gaji dan remunerasi tinggi yang selama ini diberikan dinilai sia-sia.

"Ketika kultur korup belum tergusur, remunerasi berakibat menaikkan nominal suap," kata Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan Eva K Sundari di Jakarta, Kamis ( 7/6/2012 ).

Eva dimintai tanggapan tentang kembali ditangkapnya pegawai pajak. Kali ini, TH, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sidorjo, Jawa Timur. Ia ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi. TH tertangkap tangan menerima suap Rp 280 juta dari pengusaha berinisial JG.

Nilai suap yang dijanjikan Rp 340 juta. Sisa Rp 60 juta akan dibayar kemudian. Suap itu untuk meringankan pajak perusahaan JG.

Eva mengatakan, remunerasi dan gaji paling tinggi yang diterima pegawai pajak hanya pemborosan keuangan jika masalah utama, yakni sistem perpajakan tidak dirombak total. Perombakan itu, kata dia, agar tercipta transparansi dan akuntabilitas dalam mengurus pajak. "Harusnya sistem perpajakan berdasar paksaan yaitu dikaitkan dengan data pasti seperti nilai penjualan, penghasilan, dan lain-lain. Sehingga tidak membuka ruang negosiasi yang syarat pokoknya adalah integritas petugas," kata Eva.

Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin menilai penanganan kasus pajak selama ini tak pernah tuntas sehingga terus terulang kasus yang melibatkan pegawai pajak. Aparat penegak hukum, kata dia, tidak pernah menyentuh auktor intelektualis dalam berbagai kasus korupsi.

"Bisa jadi karena mereka memiliki uang banyak atau mereka memang tokoh-tokoh tertentu yang tak tersentuh. Lagi-lagi publik yang dirugikan," kata Didi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com