Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yudi Latief: Kekeluargaan Kunci Persatuan

Kompas.com - 01/06/2012, 01:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com--Direktur Eksekutif Reform Institute Yudi Latief mengatakan kekeluargaan menjadi kunci utama mempersatukan kemajemukan bangsa Indonesia.

"Politik kenegaraan yang secara tepat guna sanggup mempersatukan kemajemukan Indonesia adalah desain negara kekeluargaan," kata Yudi Latief pada Konggres Pancasila di MPR Senayan, Kamis.

Konggres Pancasila mengambil tema "Revitalisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara dalam memelihara ke Indonesian kita" akan berlangsung selama dua hari.

Dengan demikian semangat kekeluargaan merupakan cetakan dasar dan karakter ideal keIndonesiaan, Ia bukan saja dasar statis yang mempersatukan, melainkan juga dasar dinamis yang menuntun ke arah mana bangsa ini berjalan.

Oleh karena itu tambah Yudi, kekeluargaan merupakan jantung ke-Indonesiaan, kehilangan semangat kekeluargaan dalam kehidupan kenegaraan dan kebangsaan Indonesia merupakan kehilangan segala-galanya. Kehilangan yang membuat biduk perahu kebangsaan limbung, terombang-ambing gelombang perubahan tanpa jangkar dan arah tujuan.

"Jika demokrasi Indonesia kian diragukan kemaslahatannya, tak lain karena perkembangan demokrasi yang cenderung tercerabut dari jiwa kekeluargaan," kata Yudi.

Yudi mencontohkan perda berbasis ekslusivisme keagamaan bersitumbuh menikam jiwa ketuhanan yang berkebudayaan, lembaga finansial dan korporasi internasional dibiarkan mengintervensi perundang-undangan dengan mengorbankan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Yudi menambahkan nepotisme, tribalisme, pemujaan putra daerah dalam pemilukada melemahkan persatuan bangsa. Begitupun anggota parlemen yang bergotong royong menjarah uang rakyat dengan memperjuangan ’dana aspirasi’ seraya mengabaikan aspirasi rakyat melupakan kegotongroyomgan berdasarkan hikmah kebijaksanaan.

"Demokrasi yang dijalankan justru memutar jarum jam ke belakang, membawa kembali rakyat pada periode pra politik saat terkungkung dalam hukum besi. Distorsi ini terjadi karena orang bekerja dari politik, bukan untuk politik," katanya.

Menurut Yudi di sini pintu masuk bagi persekongkolan antara pengusaha hitam dan politisi hitam dalam institutional crafting dan legal drafting. Suatu penyanderaan demokrasi yang mengarah pada legalisasi kejahatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com