Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target 2 Minggu, Tim DVI Mampu Identifikasi 8 Hari

Kompas.com - 23/05/2012, 16:37 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyerahkan penghargaan kepada sejumlah relawan dan instansi pemerintah yang dinilai berjasa dalam penanganan kasus kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak. Salah satunya yang mendapatkan penghargaan adalah tim Disaster and Victim Identification (DVI) Mabes Polri.

Komisaris Besar Anton Castilani, selaku Direktur Eksekutif DVI, mewakili puluhan anggota timnya menerima penghargaan itu. Tim DVI Mabes Polri ini terbilang berprestasi lantaran mampu mengungkap identitas para korban hanya dalam waktu 8 hari. Padahal, DVI menargetkan proses identifikasi diperkirakan akan memakan waktu 14 hari setelah jenazah ditemukan.

"Awalnya kami targetkan itu dua minggu proses identifikasi, tapi ternyata kurang dua minggu alhamdulillah sudah didapat hasilnya," ungkap Anton, Rabu (23/5/2012), di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (23/5/2012).

Pada Minggu (20/5/2012), Tim DVI Mabes Polri mengumumkan, pihaknya berhasil mengidentifikasi seluruh korban tewas kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet yang berjumlah 45 orang. Identifikasi itu didapat setelah memeriksa dan mencocokkan DNA, sidik jari, gigi geligi, tanda medik, dan properti korban.

Pekerjaan tim DVI Mabes Polri, diakui Anton, susah-susah gampang. Kendati merupakan tim identifikasi korban, tetapi tim DVI sudah bekerja sejak korban belum ditemukan. Pada Rabu (9/5/2012) malam, Anton menuturkan, pihaknya langsung membuka posko ante mortem di terminal kedatangan Bandara Halim Perdanakusuma.

Di sana, puluhan anggota keluarga korban mendatangi posko dengan memberikan informasi sebanyak mungkin tentang anggota keluarganya yang menjadi korban pesawat Sukhoi Superjet 100. "Yang paling penting adalah sense of crisis. Kami harus punya indera yang bisa merasakan kapan kami harus mulai bertindak seperti waktu pertama buka posko ante mortem," ucapnya.

Menurut Anton, tidak ada kesulitan berarti yang dihadapi tim selama proses identifikasi berlangsung. Sebanyak 60 anggota DVI dibantu dengan sejumlah ahli dari perguruan tinggi membantu proses identifikasi tersebut.

Di tengah nuansa musibah, Anton mengakui, pihaknya bekerja berpacu dengan waktu. Pasalnya, tuntutan dari berbagai pihak termasuk keluarga korban agar segera mendapatkan kepastian identitas anggota keluarganya terasa sangat kuat. "Tetapi itu reaksi yang wajar dari keluarga, media, dan masyarakat bahwa ini semua perlu cepat," imbuh Anton.

Tim pun bekerja tak kenal lelah siang dan malam. Di saat proses evakuasi dihentikan dan sejumlah tim SAR ditarik dari posko di Cijeruk pada Jumat (18/5/2012), tim DVI masih terus bekerja sampai akhirnya pada Minggu (20/5/2012) diumumkan 45 jasad korban berhasil teridentifikasi. "Setelah teridentifikasi, tugas kami dinyatakan selesai," kata Anton.

Dalam waktu delapan hari, tim DVI berhasil mengidentifkasi seluruh organ tubuh para korban. Anton menjelaskan, untuk memperoleh hasil maksimal seperti itu hanya ada dua hal yang diperlukan tim, yakni kerja keras dan ikhlas karena pekerjaan ini adalah misi kemanusiaan. "Kuncinya kerja keras dan ikhlas, jadi semuanya bisa berjalan lancar-lancar saja," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

    Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

    Nasional
    Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

    Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com