Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Indonesia ke Puncak Everest

Kompas.com - 14/05/2012, 21:55 WIB
Harry Susilo

Penulis

BASE CAMP EVEREST, KOMPAS - Dua pendaki tim ekspedisi tujuh puncak dunia Indonesia mendaki puncak Everest, dengan meninggalkan Kamp Utama Everest di ketinggian 5.364 meter di atas permukaan laut, Selasa (15/5/2012) dini hari nanti menuju Kamp II.

Diperkirakan, mereka akan mencapai puncak tertinggi di dunia ini pada Sabtu (19/5/2012).

Wartawan Kompas, Harry Susilo, melaporkan, kedua pendaki yang melalui jalur selatan ini, yakni Ardeshir Yaftebbi dan Fajri Al Luthfi, sudah bersiap dan berkemas, pada Senin (14/5/2012) sore.

Mereka berencana meninggalkan Everest Base Camp (kamp utama Everest) pada pukul 01.00 waktu setempat, dengan didampingi pendaki profesional asal Jepang selaku pemandu dari Mountain Experience, Hiroyuki Kuraoka, bersama dua pendaki Jepang lain, Kazu Fumy (30) dan Yukiko Tanaka (51).

"Kami berangkat Selasa dini hari ini setelah memastikan jalur tali (fixed rope) dari Kamp IV menuju puncak akan dipasang pada tanggal 17-18 Mei. Jadi kami bisa menuju puncak pada tanggal 19 Mei," ujar Hiroyuki Kuraoka, yang sudah lima kali mencapai puncak Everest (8.848 meter di atas permukaan laut/mdpl).

Diprediksi, cuaca di sekitar puncak pada 17-19 Mei cukup baik. Perjalanan dari Kamp Utama menuju Kamp II (6.450 mdpl) memakan delapan jam perjalanan, melewati Khumbu Ice Fall yang dikenal berbahaya karena longsoran salju yang sewaktu-waktu datang.

Setibanya di kamp II, mereka akan menginap dua malam untuk memulihkan kondisi fisik sebelum menuju kamp III (7.300 mdpl). Ketua tim pendaki, Ardeshir Yaftebbi mengatakan, kedua pendaki dijadwalkan sudah berada di South Col atau Kamp IV (7.900 mdpl) pada 18 Mei siang.

Setelah istirahat secukupnya, pendaki dan sherpa akan bergerak menuju puncak pada hari yang sama pukul 22.00 waktu setempat. Perjalanan dari Kamp IV menuju puncak diperkirakan 6-8 jam dengan menggunakan oksigen.

"Setiap orang menggunakan enam tabung oksigen. Kami mulai menggunakan oksigen mulai dari kamp III," kata Ardeshir.

Sebelumnya, para pendaki yang baru saja menyelesaikan program aklimatisasinya selama sebulan pada 9 Mei lalu, menunggu cuaca baik untuk mendaki ke puncak. Berdasarkan prakiraan cuaca, 9-16 Mei di sekitar puncak Everest masih didera cuaca buruk.

"Kecepatan angin bisa mencapai 150 kilometer per jam dan itu sangat berbahaya," kata Hiro menambahkan.

Menurut Ardeshir, kedua pendaki dari sisi utara, yakni Nurhuda dan Iwan Irawan akan memulai perjalanan menuju puncak Everest pada 16 Mei. Mereka berangkat dari Advance Base Camp (6.500 mdpl) ke North Col atau Kamp I (7.000 mdpl). Kemudian pada 17 Mei, mereka bergerak dari Kamp II (7.800 mdpl).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com