Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sikat Gigi dan Celana Dalam Bekas Pakai untuk Lacak DNA

Kompas.com - 11/05/2012, 14:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga Jumat siang (11/05/2012), tercatat sudah 36 penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100, yang dilaporkan keluarganya ke posko Disaster Victim Identification Dokes Polri di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Staf ahli DNA Pusdokes Polri, dr Tami Sudharsono, mengatakan kepada wartawan bahwa dari 36 penumpang yang sudah dilaporkan, 34 orang di antaranya adalah warga negara Indonesia, dan dua sisanya adalah warga negara asing.

Menurutnya, Kamis (10/5) kemarin, Kedutaan Besar Amerika sudah melaporkan dan menyerahkan barang-barang pribadi Peter Adler, warga negara Amerika yang tercatat berasal dari perusahaan bernama Sriwijaya.

Terakhir hari ini, seorang warga negara Perancis bernama Jerome Mitchel, yang merupakan Managing Director Snecma, melaporkan dan menyerahkan barang-barang pribadi penumpang bernama Nam Tran, juga dari perusahaan Snecma.

Barang-barang pribadi yang diserahkan berupa sisir, alat shaving atau pencukur jenggot, serta celana dalam bekas pakai yang belum sempat dicuci. Jerome mendapatkan celana dalam itu dari kamar hotel Nam Tran.

"Dari barang-barang itu, kita harapkan ada sampel DNA sehingga memudahkan identifikasi korban," katanya.

Dari alat cukur, petugas berharap menemukan sisa potongan kulit, yang kemudian bisa diproses untuk melacak DNA sang pemilik. Dari sisir, diharapkan ditemukan rambut utuh yang masih terdapat akarnya. Sementara dari sikat gigi, saliva atau liur yang tersisa juga bisa digunakan untuk melacak hal yang sama.

Khusus untuk celana dalam, petugas berharap ada potongan kulit luar, yang terkadang suka menempel di sekitar karet celana dalam. Dari potongan kulit itu, DNA bisa dilacak.

Anak kandung atau orangtua kandung dari korban juga bisa berperan dalam pelacakan DNA itu, antara lain dengan memberikan sampel liur, untuk kemudian diproses oleh tim Disaster Victim Identification (DVI). Dari 34 warga negara Indonesia yang dilaporkan, semuanya sudah memiliki sampel DNA kerabat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Nasional
    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Nasional
    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    Nasional
    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Nasional
    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Nasional
    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Nasional
    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    Nasional
    Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

    Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

    Nasional
    6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

    6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

    Nasional
    Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

    Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

    Nasional
    PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    Nasional
    Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

    Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

    Nasional
    Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

    Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com