Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Koleksi Film Sinematek Rusak Berat

Kompas.com - 08/05/2012, 02:44 WIB

Jakarta, Kompas - Ribuan koleksi film di Pusat Dokumentasi dan Informasi Perfilman Indonesia (Sinematek Indonesia) dalam kondisi rusak berat. Karya intelektual yang berperan merekam jejak sejarah perfilman nasional tersebut nyaris hancur ”dimakan” asam dan berkarat.

Di tengah ketidakpedulian pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, pengelola Sinematek berusaha menyelamatkan koleksi yang mereka miliki.

Satu per satu gulungan film yang jumlahnya sekitar 2.000 copy film itu dirawat dan diberi bahan kimia untuk menghilangkan asam. Namun, karena keterbatasan tenaga dan biaya, belum semua film mampu dirawat dengan baik.

”Kadar asam yang tinggi akan menghancurkan film dalam 5-6 bulan,” kata Berthy Ibrahim, Direktur Sinematek Indonesia, Senin (7/5). Ada sekitar 500 film yang perlu segera diselamatkan dari kehancuran. Selain dibersihkan, film-film tersebut harus segera direstorasi agar bisa diputar kembali. Karena rusak, pihak Sinematek menetapkan sebagian besar copy film tidak akan diputar lagi mengingat media filmnya sudah sangat tipis.

Lembaga swasta nirlaba

Sinematek Indonesia adalah lembaga swasta nirlaba yang didirikan pada tahun 1972 oleh almarhum sutradara Asrul Sani dan Misbach Yusa Biran. Keduanya bercita-cita memiliki pusat dokumentasi film terlengkap yang bisa merekam jejak sejarah perfilman nasional.

Pusat dokumentasi ini mengumpulkan berbagai jenis film, sejak film pertama kali diproduksi di Indonesia tahun 1926 hingga film-film produksi terkini. Selain film, Sinematek juga menyimpan ratusan naskah film yang ditulis sutradara berkualitas, seperti Asrul Sani, Usmar Ismail, Wim Umboh, dan Wahyu Sihombing.

Jumlah koleksinya saat ini tercatat 187 judul film cerita dalam bentuk film positif (film yang suara dan gambarnya sudah digabungkan) dan 548 judul negatif film (gambar dan suara masih terpisah).

Berthy menunjukkan beberapa film yang warnanya sudah berubah menjadi merah karena asam. Ketika plastik tempat penyimpanan film dibuka, bau asam sangat menyengat hingga nyaris membuat tersedak.

Firdaus, petugas perawatan film Sinematek, mengatakan, banyak film yang putus ketika sedang dibersihkan karena kondisinya sudah sangat rapuh. Film-film itu terpaksa disambung agar bisa utuh kembali.

Alex Sihar, Ketua Yayasan Konfiden, yakni lembaga peduli film nasional, mengatakan, pemerintah tidak seharusnya berpangku tangan melihat kondisi Sinematek seperti ini. (IND)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com