Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Stiker Bakal Mudah Dipalsukan

Kompas.com - 23/04/2012, 12:13 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat energi, Pri Agung Rakhmanto, menilai pemerintah sepertinya terburu-buru dalam melakukan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Hal ini dilontarkan Pri terkait dengan rencana penggunaan stiker elektronik oleh pemerintah dalam pembatasan tersebut. "Ya terburu buru sepertinya pemerintah itu. Sepertinya terkesan apa saja yang bisa dilakukan. Stiker itu kan gampang dipalsukan," sebut Pri ketika dihubungi Kompas.com, Senin (23/4/2012).

Menurut dia, rencana pemerintah membatasi konsumsi BBM bersubsidi harus dilakukan dengan matang. Pemerintah jangan terburu-buru untuk menerapkan hal ini. Ini karena kebijakan pembatasan adalah kebijakan publik. "Jangan hanya milih gampangnya saja. Sekedarnya cc (kapasitas mesin), lalu digabungkan dengan tahun terus pakai stiker, ini kan terlihat gampang," tambah dia.

Pri menuturkan, pembatasan konsumsi BBM bersubsidi dengan kapasitas mesin (cc) dan tahun kendaraan itu sudah baik. Tinggal kedua ukuran batasan tersebut diwujudkan dalam bentuk pelat mobil berwarna tertentu. Pelat ini, terang Pri, tidak mudah dipalsukan seperti halnya stiker. "Stiker gampang dipalsukan," sebut dia.

Untuk pelat, masyarakat yang masih boleh mengonsumsi BBM bersubsidi tinggal mengurus ke kepolisian. "Masyarakat ada inisiatif untuk mengurus itu," sambungnya.

Sembari itu, lanjut dia, pemerintah dan pihak terkait memisahkan jalur pengisian BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Jalur dipisahkan antara BBM subsidi dan non-subsidi. "Jadi masyarakat yang tetap menggunakan BBM bersubsidi harus mendapatkan pelat nomor mobil yang dibedakan, misalnya warna biru. Kalau stiker terlalu mudah dipalsukan ketimbang pelat mobil," pungkas Pri.

Seperti diberitakan, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) memastikan akan menggunakan mekanisme manual dengan penempelan stiker elektronik dalam program pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Anggota Komite BPH Migas, Ibrahim Hasyim, mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan perlengkapan teknis untuk merealisasikan program pembatasan BBM subsidi. "Karena waktunya mepet, kami pastikan akan menggunakan stiker," ujar Ibrahim kepada Kontan, Minggu (22/4/2012).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com