Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Widjajono di Mata Presiden SBY

Kompas.com - 22/04/2012, 10:13 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki kesan tersendiri terhadap Widjajono Partowidagdo yang  menjabat Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Presiden terkesan ketika almarhum menghadapi polemik perubahan APBN 2012, beberapa waktu lalu.

Menurut Presiden, Widjajono berani menjelaskan kebijakan mengenai energi nasional, khususnya penghematan bahan bakar minyak (BBM), kepada publik. Saat itu, Widjajono tetap bertanggung jawab meskipun kebijakan itu dikritik banyak pihak.

Presiden mengatakan, semua yang dilakukan Widjajono tanpa pamrih atau atas dasar kepentingan pribadi. Karena itu, Presiden menilai Widjajono memiliki idealisme yang tinggi selama enam bulan berada di pemerintahan.

Kesan itu disampaikan Presiden seusai melayat jenazah di rumah duka di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (22/4/2012). Presiden datang didampingi Ibu Ani Yudhoyono. Ikut melayat dari jajaran menteri dan pejabat tinggi negara.

"Kita semua menyaksikan saat kita tengah menyusun rencana perubahan APBN 2012 karena perkembangan situasi dunia, terutama pergerakan harga minyak bumi, almarhum berkontribusi secara aktif dalam penyusunan APBN, dalam mengajak rakyat kita untuk melakukan penghematan APBN. Total," kata Presiden.

"Kita juga menyaksikan ketika terjadi kontroversi tentang kenaikan harga BBM, almarhum dengan penuh tanggung jawab dan keberanian menjelaskan dengan jernih mengapa harus ada perubahan APBN, mengapa harus ada efisiensi energi. Itu untuk kepentingan kita semua, untuk kepentingan ekonomi di masa depan. Itu adalah catatan abadi yang tidak akan pernah saya lupakan. Itu bagian dari sejarah," tutur Presiden.

Presiden meminta agar idealisme dan pemikiran Widjajono mengenai energi nasional diikuti oleh semua jajaran pemerintahan. "Marilah kita teruskan sehingga bangsa ini cerdas dan bijak di dalam menggunakan energi. Itulah cita-cita dan pikiran almarhum yang masih relevan diteruskan," ungkap Presiden.

Seperti diberitakan, Widjajono meninggal, Sabtu (21/4/2012) sekitar pukul 15.00, saat melakukan pendakian di Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat. Beliau diduga meninggal akibat kelelahan dan kekurangan oksigen. Saat ini, jenazah dalam perjalanan menuju Pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, untuk dimakamkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com