Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andi Menyanggah Nazaruddin

Kompas.com - 15/04/2012, 02:39 WIB

Jakarta, Kompas - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng di Jakarta, Sabtu (14/4), membantah tuduhan telah menerima uang proyek pembangunan proyek pembangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Tuduhan itu dilontarkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin seusai dimintai keterangan Komisi Pemberantasan Korupsi terkait penyelidikan dugaan korupsi proyek Hambalang, Jumat.

”Keterlibatan Andi Mallarangeng juga ada. Andi menerima uang dari Mahfud Suroso yang dia terima dari Adhi Karya,” kata Nazaruddin.

”Dari Rp 100 miliar, ke Yulianis Rp 50 miliar, ke Andi katanya Mahfud waktu itu Rp 10 miliar,” ujar Nazaruddin.

Menanggapi hal ini kemarin, Andi Mallarangeng mengatakan, tudingan itu sama sekali tidak benar. ”Saya tak pernah meminta ataupun menerima dana terkait kasus Hambalang,” ujar Sekretaris Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat ini.

Andi Mallarangeng kembali menegaskan, semua hal itu diserahkan kepada KPK untuk mengusutnya dengan tuntas. ”Biar jelas yang salah harus bertanggung jawab secara hukum dan yang tidak salah ya tidak salah,” ujar Andi.

Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang dihubungi, Jumat malam, di Jakarta, menolak menanggapi keterangan Nazaruddin yang menyebut nama Anas dalam proyek Hambalang. ”Mboten usah, Mas,” ujar Anas ketika ditanya pendapatnya atas sikap Nazaruddin yang selalu menyebut nama Anas Urbaningrum sejak awal persidangan.

Menurut Nazaruddin, selama diperiksa hari Jumat, ia ditanya soal keterlibatan Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat, dalam proyek Hambalang. Nazaruddin menyebut ada uang Rp 100 miliar yang mengalir ke Anas dari PT Adhi Karya selaku pelaksana proyek Hambalang.

Uang itu, lanjut Nazaruddin, lantas digunakan untuk membiayai pemenangan Anas dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung. ”Itu kan uang yang semua Rp 100 miliar yang dibawa ke Bandung. Untuk memenangkan Anas jadi ketua umum dan DPC-DPC sudah mengaku. Sekarang tinggal KPK saja mau menetapkan Anas jadi tersangka atau tidak,” kata Nazaruddin.

Sikap Nazaruddin berbeda ketika dirinya belum ditangkap. Ketika itu dia menyebut beberapa nama petinggi Partai Demokrat dan sejumlah politisi penting. Ketika Nazaruddin sudah ditangkap dan menjalani persidangan, dia selalu menyebut nama Anas Urbaningrum.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com