Untuk menunjang manajemen hutan yang berkelanjutan, RAPP memanfaatkan 19 persen luas hutan konsesi sebagai nilai konservasi tinggi. Diperkirakan seluas 14-15 persen berupa lahan gambut.
Tony menjelaskan, komitmen manajemen hutan berkelanjutan diterapkan dengan memproduksi 87 persen dari 500 megawatt listrik yang dibutuhkan. Listrik itu menggunakan sumber energi terbarukan berupa limbah pembuatan pulp dan kulit kayu. Adapun 13 persen listrik masih menggunakan batubara sebagai sumber energi.
Untuk menunjang penyediaan energi terbarukan, RAPP mengalokasikan dana 2,3 juta dollar AS untuk membuat pabrik bahan bakar nabati metanol.