Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amir Sesalkan Upaya Mendiskreditkan Denny

Kompas.com - 04/04/2012, 18:24 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin menyayangkan adanya upaya mendiskreditkan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana terkait insiden pemukulan oleh Denny kepada petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A, Pekanbaru, Riau.

Amir meminta masyarakat dapat memisahkan insiden tersebut dengan upaya pemberantasan narkotika di dalam lapas yang dilakukan kementeriannya bersama Badan Narkotika Nasional (BNN). "Yang sangat saya sayangkan, ada upaya-upaya mendiskreditkan Wamen karena Wamen sedang berjuang dalam upaya memberantas narkoba. Saya kira kita harus dewasa menyikapi, ini dua hal yang berbeda," kata Amir dalam jumpa pers di kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Rabu (4/4/2012).

Hadir dalam jumpa pers tersebut sejumlah pejabat Kemenkum dan HAM, di antaranya Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sihabuddin, Inspektur Jenderal Sam L Tobing, Sekretaris Jenderal Bambang Rantam, Dirjen Administrasi Hukum Umum Aidir Amin Daud, Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Wahiduddin. Denny tak tampak dalam pertemuan dengan wartawan tersebut.

Hal lain yang memprihatinkan, kata Amir, insiden di Pekanbaru itu membangun opini petugas lapas sengaja menghalang-halangi kegiatan Kemenkum dan HAM dan BNN dalam memberantas peredaran narkotika di lapas. Jika opini seperti itu terus dibiarkan, hal itu dapat menyurutkan semangat para petugas lapas.

"Sekitar 30.000 petugas lapas Kemenkum HAM bertugas di seluruh penjuru tanah air, harus 24 jam mengabdikan dirinya. Apakah di dalam kedinginan di malam hari, tidak ada sedikit pun situasi yang memanjakan mereka? Kalau dibiarkan opini yang keliru seperti ini, akan sangat memukul perasaan teman-teman petugas kami di lapas dan rutan," kata Amir.

Amir juga mengatakan, selama ini pihaknya berusaha menindak tegas petugas lapas atau rutan yang terbukti melakukan pelanggaran. Sepanjang 2011, katanya, ada 58 perugas yang diberhentikan karena masalah narkotika. Tahun ini ditemukan 20 petugas.

Terkait insiden pemukulan itu, Kemenkum dan HAM membentuk tim pencari fakta. Menurut keterangan Denny, pemukulan terhadap sipir LP Pekanbaru itu bukan dilakukan oleh dirinya. Petugas bernama Darso Sihombing tersebut, menurut Denny, dipukul seorang petugas yang ikut dalam rombongan Kemenkum HAM dan BNN. Namun, Denny enggan mengungkap pelaku pemukulan itu.

Menurut Kepala Kantor Wilayah Riau Jhoni Muhammad, pemukulan itu dilakukan oleh Denny. Jhoni mengatakan hal tersebut berdasarkan informasi yang disampaikan Darso kepadanya. Terkait insiden ini, Kementerian Hukum dan HAM juga menghentikan sementara kerja sama dengan BNN terkait penindakan kejahatan narkoba dalam lapas atau rutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com