JAKARTA, KOMPAS.com -- Pelaksanaan Pemilu 2009 yang diduga diwarnai sejumlah kecurangan, harus menjadi pelajaran bagi partai politik, masyarakat, dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu. Komisioner KPU periode 2012-2017 yang baru dipilih pada Kamis pekan lalu, diyakini mampu menggelar pemilu pada 2014 secara lebih independen dan bersih, selama mereka tetap menjunjung kekompakan dan bertanggung jawab.
"Lima dari tujuh komisioner KPU yang terpilih, adalah mantan komisioner KPU daerah. Dengan demikian, mereka telah memahami pola permainan pada pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2009," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo, Minggu (25/3/2012).
Lima komisioner KPU yang dimaksud adalah Ida Budhiati (Ketua KPU Jawa Tengah), Arif Budiman (anggota KPU Jawa Timur), Husni Kamil Malik (anggota KPU Sumatera Barat), Ferry Kurnia Rizkiyansyah (Ketua KPU Jawa Barat), dan Juri Ardiantoro (Ketua KPU DKI Jakarta).
Dua komisoner KPU lain tidak berlatar belakang komisoner KPU daerah. Mereka adalah Sigit Pamungkas (dosen) dan Hadar Navis Gumay (Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform).
Namun demikian, menurut Tjahjo, pemilu yang jujur dan adil tidak hanya ditentukan oleh kinerja dan kualitas KPU serta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Menurutnya, setidaknya ada lima faktor yang saling terkait yang mendukung kesuksesan pemilu. Pertama, KPU dan Bawaslu yang netral serta independen. Kedua, tidak ikut campur tangannya aparat, khususnya TNI dan Polri. Ketiga, tidak ada intelijen yang ikut bermain. Keempat, teknologi informasi KPU transparan. Kelima, bebas dari praktik politik uang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.