Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang Masuk, Pintu Gedung DPRD Dirobohkan

Kompas.com - 15/03/2012, 13:42 WIB
Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa Malang, Jawa Timur, yang tergabung dalam Front Mahasiswa Malang Raya (FMMR) menggelar demo tolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan DPRD Kota Malang, Kamis (15/3/2012). Akibat dilarang untuk masuk, mahasiswa merobohkan pintu gerbang DPRD.

Aksi mahsiswa yang terdiri dari beberapa organ mahasiswa di antaranya HMI Unisma, HMI UB, HMI Unitri dan Komunitas Mahasiswa Merdeka Malang (KOMMA) itu, sebelum menuju gedung wakil rakyat itu, terlebih dahulu melakukan longmach dari depan Stadion Gajayana Kota Malang.

Saat di depan gedung dewan, para mahasiswa melakukan orasi secara bergantian. Dalam orasinya, mereka tegas menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM pada 1 April mendatang. "Kita tegas menolak kenaikan BBM. Karena jelas merugikan dan menyengsarakan rakyat," tegas Sahmawi, salah satu koordinator aksi.

Selain orasi, para mahasiswa juga melakukan aksi teatrikal. Seorang mahasiswa menggunakan jas hitam dilengkapi dasi, dengan wajah dicat hitam. Ia berperan sebagai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang terus menyiksa rakyat miskin yang tak berbaju. "Inilah, gambaran kekejaman Presiden kita SBY. Dia adalah penindas rakyat kecil," kata Syamwel yang juga koordinator aksi.

Jika harga BBM masih dinaikkan, jelas Presiden dan menteri yang bersangkutan serta wakil rakyat yang mendukung menjadi penindas rakyat. "Tidak ada kata lain bagi mahasiswa dan rakyat. Satu kata tolak kenaikan harga BBM," teriak Syamwel.

Setalah itu, massa aksi terus maju ke depan pintu gerbang DPRD Kota Malang. Sementara di depan pintu dan di belakang pintu, sudah berdiri ratusan polisi melakukan pagar betis, agar mahasiswa tak masuk ke halaman gedung dewan. "Satu komando demi rakyat kecil. Kita harus masuk ke kantor dewan. Karena juga kantor kita sebagai rakyat. Maju satu langkah dan satu komando," teriak Sahmawi mengomando massa aksi saat itu.

Saat itu terjadilah kericuhan dan saling dorong antara massa aksi dan polisi yang menutup pintu gerbang kantor dewan. Karena massa aksi juga imbang dengan jumlah polisi, pintu gebang dewan jebol. Dari adu dorong tersebut, ada dua personel polisi yang nyaris jadi bulan-bulanan mahasiswa karena emosi mau melawan mahasiswa saat saling dorong. Untungnya dua polisi tersebut langsung ditarik diamankan untuk membantu dari belakang blokade polisi.

Massa aksi baru bisa kembali tenang saat polisi memberikan pemahaman bahwa perwakilan dari aksi mahasiswa sudah melakukan dialog dengan pihak DPRD Kota Malang untuk menyampaikan tuntutannya. "Perwakilan teman-teman mahasiswa sudah diterima oleh anggota dewan. Mohon tenang," kata Kepala Polsek Klojen, Kompol Kartono.

Ditemui disela-sela aksi, Sahmawi menegaskan, aksi mahasiswa tersebut hanya meminta agar pemerintah membatalkan rencana kenaikan harga BBM. "Kalau tetap dinaikkan, Presiden SBY harus mundur dari jabatannya," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com