Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Dudhie Ringankan Nunun

Kompas.com - 14/03/2012, 15:15 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kesaksian anggota DPR 1999-2004 dari Fraksi PDI-P, Dudhie Makmun Murod, cenderung meringankan terdakwa kasus dugaan suap cek perjalanan, Nunun Nurbaeti. Dudhie mengaku tidak tahu dari mana cek perjalanan senilai Rp 500 juta yang diterimanya itu.

"Saya tidak tahu asal usul cek pelawat. Saya tahu ketika diperiksa oleh KPK dan itu tahunya dari Arie Malangjudo," kata Dudhie dalam persidangan kasus dugaan suap cek perjalanan yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (14/3/2012).

Dudhie, yang juga mantan terpidana kasus suap cek perjalanan, menjadi saksi untuk Nunun. Adapun Nunun didakwa memberi sejumlah cek perjalanan Bank Internasional Indonesia (BII) senilai Rp 20,850 miliar melalui Ari Malangjudo.

Cek tersebut merupakan bagian dari 480 lembar cek BII senilai Rp 24 miliar yang diberikan kepada anggota DPR periode 1999-2004, antara lain, Dudhie, Hamka Yandhu (Fraksi Golkar), Endin AJ Soefihara, dan Udju Juhaeri. Diduga, pemberian cek perjalanan terkait pemenangan Miranda S Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004.

Dalam persidangan, Dudhie mengatakan menemui Ari di Restoran Bebek Bali, Senayan, Jakarta, di sela-sela uji kelayakan dan kepatutan calon Deputi Gubernur Senior BI 2004 yang berlangsung sekitar 8- 9 Juni tahun itu.

Awalnya, Dudhie diminta Panda Nababan (Sekretaris Fraksi PDI-P) untuk menghubungi seseorang yang belakangan diketahuinya bernama Ari Malangjudo. Sesampainya di Restoran Bebek Bali, Dudhie menerima amplop coklat dari Ari yang tidak dia ketahui isinya. Ia pun langsung kembali ke gedung DPR tanpa bertanya isi amplop tersebut.

Mendengar penjelasan Dudhie yang terkesan ganjil ini, hakim Eka Budi Prijatna bertanya mengapa politikus PDI-P itu tidak bertanya kepada Ari apa isi amplop tersebut dan dari mana asalnya. "Ketika ketemu Ari, tidak punya keinginan cari tahu ini dari siapa?" tanya hakim Eka.

Dudhie kemudian menjawab merasa tidak perlu menanyakan asal usul cek tersebut karena jelas dia diminta oleh Panda dan akan melaporkannya ke Panda. Meski demikian, ia menduga kalau pemberian cek tersebut terkait pemenangan Miranda S Goeltom. Pasalnya, fraksinya saat itu memang mendukung Miranda sebagai Deputi Gubernur Senior BI 2004.

Dalam surat dakwaan Nunun disebutkan, saat menerima cek dari Ari, Dudhie bertanya "Ini dari Bu Nunun?" kepada Ari. Namun, saat dikonfirmasi soal hal itu, Dudhie menyangkalnya. "Bukan," kata Dudhie menjawab pertanyaan salah satu kuasa hukum Nunun, Ina Rahman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

    Saksi Ungkap Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton Jadi Baja untuk Bantu Industri Baja Nasional

    Nasional
    Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

    Pendidikan dan Penguatan Demokrasi

    Nasional
    Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

    Divonis 9 Tahun Penjara di Kasus LNG, Karen Agustiawan Banding

    Nasional
    Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

    Jokowi Kunker ke Kalimantan Tengah untuk Cek Bantuan Pompa Air

    Nasional
    Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

    Saat Kominfo Mengaku Tak Takut terhadap Peretas PDN yang Minta Rp 131 Miliar, Klaim Pegawainya Kerja 24 Jam

    Nasional
    Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

    Gerindra: Prabowo Tak Berhalangan untuk Menemui Lawan Politik

    Nasional
    Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

    Komisi I DPR Panggil Menkominfo dan BSSN Besok, Tuntut Penjelasan soal PDN Diserang

    Nasional
    Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

    Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Langsung Sasar Bandar, Prioritaskan Pencegahan

    Nasional
    Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

    Pendaftaran Capim dan Dewas KPK 2024-2929 Mulai Dibuka

    Nasional
    PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi 'Online'

    PKK sampai Karang Taruna Dilibatkan Buat Perangi Judi "Online"

    Nasional
    4 Bandar Besar Judi 'Online' di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

    4 Bandar Besar Judi "Online" di Dalam Negeri Sudah Terdeteksi

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

    [POPULER NASIONAL] Pertemuan Presiden PKS dan Ketum Nasdem Sebelum Usung Sohibul | 3 Anak Yusril Jadi Petinggi PBB

    Nasional
    Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

    Belajar dari Peretasan PDN, Pemerintah Ingin Bangun Transformasi Digital yang Aman dan Kuat

    Nasional
    Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

    Perubahan Konstruksi Tol MBZ dari Beton ke Baja Disebut Disetujui Menteri PUPR

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com