Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perginya "Juru Damai" KH Abdullah Faqih

Kompas.com - 01/03/2012, 14:51 WIB

Oleh Edy M Ya`kub

Innalillahi, pengasuh Pesantren Langitan, Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, KH Abdullah Faqih (82), telah pergi meninggalkan ribuan santri dan pengagumnya pada Rabu (29/2/2012) pukul 19.00 WIB.

"Abah (ayah) meninggal dunia karena memang sudah 'sepuh' (sangat tua), tetapi ayah memang sempat masuk Graha Amerta RSUD dr Soetomo Surabaya pada 2 Oktober 2011 hingga sekitar seminggu," ucap KH Ubaidillah Faqih, putra almarhum KH Abdullah Faqih.

Salah seorang dari 10 putra almarhum itu menceritakan, ayahandanya menjalani perawatan di Graha Amerta setelah mengalami stroke ringan akibat jatuh, tetapi setelah membaik akhirnya menjalani perawatan di rumah hingga meninggal dunia pada 29 Februari 2012.

Para wartawan yang ikut menjadi saksi saat-saat melambungnya nama "guru spiritual" almarhum Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada awal Era Reformasi (1998) itu akan tahu betapa almarhum tidak menyukai publikasi.

"Kami menerima pesan dari kiai, kiai tidak bersedia menerima wartawan," ujar santri almarhum bila ada wartawan yang datang untuk mewawancarainya.

Ya, nama Kiai Abdullah Faqih mencuat menjelang Sidang Umum MPR 1998, terutama berkaitan dengan pencalonan Gus Dur sebagai presiden, sehingga para wartawan pun memburunya.

Saat itu, suara kalangan "nahdliyin" (warga NU) terbelah, ada yang mendukung pencalonan Gus Dur dan ada yang sebaliknya.

Dalam situasi seperti itu, sejumlah kiai sepuh NU mengadakan pertemuan di Langitan sehingga muncul istilah "Poros Langitan" yang fatwanya sangat berpengaruh pada pencalonan Gus Dur.

Pesan Kiai Abdullah Faqih untuk Gus Dur itu dibawa KHA Hasyim Muzadi (mantan Ketua Umum PBNU). Pesannya, "Kalau memang Gus Dur maju, ulama akan mendoakan." Restu Kiai Faqih itu membuat Gus Dur meneteskan air mata dan memeluk KHA Hasyim Muzadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com