Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur: Masyarakat Jatim dan Indonesia Kehilangan Panutan

Kompas.com - 01/03/2012, 09:13 WIB
Adi Sucipto

Penulis

TUBAN, KOMPAS.com — Masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Timur, kehilangan sosok dan figur yang jadi panutan atas wafatnya KH Abdullah Faqih, pengasuh Pondok Pesantren Langitan, Tuban, pada Rabu malam.

Saat takjiyah, Kamis (1/3/2012) pukul 07.15 tadi, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menuturkan, Kiai Faqih merupakan ulama khos atau utama yang jadi panutan ulama lain. Kiai Faqih juga merupakan tokoh nasional yang dibutuhkan negara pemikirannya.

"Beliau menjadi panutan Nahdlatul Ulama dalam menjaga ahlus sunah waljamaah di Indonesia, dan menjadi rujukan internasional. Beliau berperan membawa Jatim aman dan tenteram. Kami atas nama masyarakat Jawa Timur menyampaikan Innalillahi waina ilaihi roji'un," papar Soekarwo.

Rektor Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan M Afif Hasbullah menyatakan, Indonesia kehilang figur yang jadi contoh dan belum tentu tergantikan dalam waktu dekat.

Kiai Faqih merupakan kiai sepuh yang kharismatik yang punya perhatian terhadap lingkungan masyarakat sampai hal terkecil, termasuk hadir di pernikahan dan kematian warga.

Menurut Afif, Kiai Faqih merupakan tokoh nasional bidang politik maupun agama. Ia jadi rujukan pejabat dan organisasi, calon pejabat, dan politisi. "Fatwanya ditunggu dalam setiap momen di negeri ini. Masyarakat kehilangan, belum tentu waktu dekat ada penggantinya," kata Afif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com