Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tamsil Disebut Atur Peningkatan Anggaran Transmigrasi

Kompas.com - 28/02/2012, 09:25 WIB
Icha Rastika

Penulis

Kedua, lanjut dia, "Pak Ketum" merupakan kode yang digunakan Fauzi untuk menyebut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar. "Karena Fauzi sering sebut nama Menteri, saya ikutin Fauzi juga," katanya.

"Pak Ketum"

Istilah "Pak Ketum" terungkap dalam sejumlah rekaman pembicaraan Ali. Misalnya, dalam rekaman pembicaraan Ali dengan Fauzi yang terjadi pada 15 Agustus 2011. Melalui telepon, Ali mengatakan kepada Fauzi soal adanya aliran uang ke DPR namun belum ada persetujuan anggaran untuk Kemennakertrans.

"Itu saya khawatir dengan Pak Malik (Sindu Malik). Jadi, ada barang-barang dikasih ke Senayan, di sini enggak sama sekali. Senayan 20, di sini belum," ungkap Ali seperi dalam rekaman itu.

Kemudian dijawab Fauzi dengan mengatakan kalau "Pak Ketum" ketakutan. "Payah sekali ya, padahal itu yang narik si Dadong. Saya paham sih, tapi Ketum-nya ketakutan," ujar Fauzi seperti dalam rekaman.

Saat dikonfirmasi soal rekaman pembicaraanya dengan Fauzi ini, Ali mengaku tidak begitu paham. Menurunya, saat itu Fauzi mendapat informasi dari Sindu Malik (pensiunan Kementerian Keuangan) soal adanya uang yang akan dititipkan oleh Dadong dan I Nyoman Suisnaya.

Kemudian Jaksa bertanya kepada Ali, siapa di antara dua "Pak Ketum" itu yang dimaksud dalam rekaman pembicaraan tersebut. "Sekarang konteksnya dalam pembicraan ini, itu Ketum yang mana?" tanya jaksa.

"Yang dimaksud Fauzi," jawab Ali. "Saya enggak ngerti yang dimaksud (Fauzi itu) siapa," sambungnya.

"Kalau menurut Fauzi, itu Muhaimin Iskandar. Kalau Anda?" kejar Jaksa.

"Saya tidak dikasih tahu," jawab Ali.

Dalam persidangan sebelumnya Fauzi mengakui kalau "Pak Ketum" merupakan kode untuk Muhaimin. Namun dia mengaku hanya mencatut nama Muhaimin itu.

Kasus dugaan suap PPID ini melibatkan Dadong, Nyoman, dan pengusaha Dharnawati. Dadong dan Nyoman yang merupakan pejabat Kemennakertrans itu didakwa menerima suap Rp 2 miliar dari Dharnawati.

Dharna divonis 2,5 tahun penjara dalam kasus ini karena dianggap terbukti memberikan uang commitment fee senilai Rp 1,5 miliar ke Kemennakertrans. Namun Dharnawati berdalih kalau uang itu merupakan pinjaman untuk Menteri Muhaimin bayar tunjangan hari raya. Adapun Ali Mudhori, Fauzi, Sindu Malik, dan Acos disebut terlibat dalam proses penyerahan fee itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com