Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI: Konflik Mesuji Dipicu SMS Gelap

Kompas.com - 27/02/2012, 18:08 WIB
Hindra Liu

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menyayangkan bergolaknya situasi di Mesuji akibat adanya pesan singkat atau SMS gelap yang beredar bahwa TNI akan melakukan pelatihan militer di sekitar perbatasan Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan. Panglima menegaskan, tidak ada kegiatan TNI di wilayah perkebunan tersebut.

"Saya sesalkan hal ini terjadi akibat SMS yang tidak bertanggung jawab, seolah TNI akan melakukan pelatihan di sana," kata Panglima di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (27/2/2012).

Mantan Kepala Staf Angkatan Laut ini mengatakan, penyebar SMS gelap tersebut tengah dicermati. Tak dijelaskan apakah TNI telah melaporkan hal ini kepada pihak kepolisian. Pada kesempatan itu, Panglima juga menegaskan, TNI tak akan terlibat dalam proses pengamanan di Mesuji, kecuali diminta oleh pihak Kepolisian. Kepolisian, sambungnya, tetap berada di garda terdepan terkait pengamanan di Mesuji.

"Permintaan (bantuan pengamanan) disesuaikan dengan eskalasi. Kalau sekarang kondisinya sudah mulai kondusif, terkendali, ya pasti kepolisian akan menanganinya sendiri," kata Panglima.

Pada Sabtu (25/2/2012), sekitar 300 warga dari perbatasan Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan, merusak dan membakar bangunan PT Barat Selatan Makmur Investindo, seperti mes karyawan, gudang minyak sawit, kantor administrasi, dan sejumlah pos satpam. Aksi tersebut melibatkan warga dari Kampung Sri Tanjung dan Kagungan Dalam, Kecamatan Tanjung Raya, Mesuji, Lampung, serta warga Sei Sodong, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Aksi tersebut diduga dipicu oleh berlarut-larutnya proses ganti rugi lahan serta realisasi pola perkebunan inti rakyat pengelolaan sawit seluas 16.628 hektar. Sejak tahun 1994, lahan tersebut dikuasai PT BSMI dan PT Lampung Inti Pertiwi (LIP). Azar Etikana, tokoh warga Sri Tanjung mengungkapkan, pembakaran itu adalah wujud spontanisme warga yang marah akibat tidak memuaskannya penyelesaian konflik lahan selama ini.

"Seperti yang sudah pernah saya bilang, lebih baik cabut saja izin HGU PT BSMI itu daripada terus membuat masalah. Saya juga sudah pernah bilang itu (konflik) hanya akan menjadi bom waktu," ujarnya.

Azar juga menyesalkan tidak fokusnya upaya penyelesaian yang dilakukan pihak-pihak terkait. "Yang dibahas dan diupayakan gubernur dan bupati (Plt Bupati Mesuji) saat ini justru adalah soal plasma. Kami tidak lagi menuntut ini. Yang kami minta saat ini adalah cabut saja HGU (PT BSMI dan LIP)," kata Tisnanta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com