Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angie Sangkal Punya BB, Ini Cara Pembuktiannya

Kompas.com - 20/02/2012, 09:23 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketika bersaksi dalam persidangan kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, politisi dari Partai Demokrat, Angelina Sondakh, membantah pernah berhubungan dengan terpidana kasus wisma atlet, Mindo Rosalina Manulang, melalui Blackberry Messenger (BBM). Bahkan, Angie, demikian mantan Wakil Sekjen PD ini disapa, mengaku tak pernah memiliki BB hingga tahun 2010.

Pengamat telematika, Abimanyu Wachjoewidajat, mengatakan, ada sejumlah cara yang dapat ditempuh untuk menguji kebenaran kesaksian Angie. Komisi Pemberantasan Korupsi dapat mencari bukti kontak komunikasi sekunder, yaitu nomor-nomor yang biasa melakukan komunikasi dengan Angie. Hal ini termasuk nomor ponsel dan PIN BB milik suaminya, almarhum Adjie Massaid.

Menurut dia, jika isi komunikasi dari nomor ponsel dan PIN BB almarhum Adjie mengarah ke PIN BB yang diduga dimiliki Angie, besar kemungkinan PIN tersebut memang milik Angie.

”KPK juga dapat memeriksa ke operator seluler, kapan nomor yang biasa digunakan Angie mulai berlangganan layanan BB. Dengan data ini, jelas terlihat sejak kapan Angie telah menggunakan layanan BB,” kata Abimanyu kepada Kompas.com, Minggu (19/2/2012).

Selain itu, ia mengatakan, telah memeriksa foto-foto yang menunjukkan Angie tengah memegang BB. Foto yang diperiksa merupakan foto yang beredar di internet. Menurut dia, secara visual, gambar tersebut asli dan tidak ada rekayasa.

”KPK juga bisa melakukan pelacakan atas log komunikasi ke Research In Motion (RIM, produsen Blackberry). Di sana, minimal ada tiga log pada server, yakni incoming, storage, dan outgoing. RIM, normalnya, menyimpan data selama enam bulan. Akan tetapi, sebagai penanggung jawab komunikasi digital, saya yakini RIM mempunyai history tape backup. Dan itu pasti disimpan secara terkelompok untuk waktu yang lama bahkan dari awal adanya layanan BBM,” kata Abimanyu.

Sementara itu, terkait pengakuan Angie bahwa ponsel yang pernah digunakan untuk mengirim pesan kepada Mindo rusak, Abimanyu mengatakan, KPK juga dapat menguji kebenaran pernyataan tersebut.

”Kita ketahui semua ponsel mempunyai identitas, yakni IMEI (International Mobile Equipment Identity). Dengan kombinasi data IMEI, data IMSI (International Mobile Subscriber Identity) atau nomor SIM card, serta data MSISDN (nomor ponsel), kita bisa mengetahui aktivitas ponsel tersebut apakah benar sudah rusak ataukah masih hidup sampai periode tertentu,” kata Abimanyu.

Menurut dia, pada sistem GSM, operator seluler dapat mengetahui apakah suatu IMEI hidup atau tidak. Pasalnya, identifikasi IMEI merupakan bagian dari protokol komunikasi GSM saat ponsel tersebut dihidupkan.

”Bila ponsel tersebut masih ada, KPK dapat melacak keberadaannya. Kemungkinan masih ada informasi yang bisa digali dari ponsel tersebut, khususnya dari memory chip internal kartu,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

    Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

    Nasional
    Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

    Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

    Nasional
    Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

    Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

    Nasional
    Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

    Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

    Nasional
    DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

    DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

    Nasional
    Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

    Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

    Nasional
    PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

    PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

    Nasional
    Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

    Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

    Nasional
    Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

    Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

    Nasional
    Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

    Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

    Nasional
    BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

    BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

    Nasional
    Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

    Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

    Nasional
    Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

    Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

    Nasional
    Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

    Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

    Nasional
    Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

    Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com