Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Tolikara Masih Mencekam

Kompas.com - 19/02/2012, 06:13 WIB

Jayapura, Kompas - Situasi Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara, Papua, dikabarkan masih mencekam menyusul konflik berdarah antarpendukung dua kandidat bupati kabupaten tersebut. Konflik yang mengakibatkan korban manusia itu mendorong KPU menunda pemilihan bupati.

Ketika dihubungi, Sabtu (18/2) malam, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua Benny Sweni mengatakan, kerusuhan di Tolikara dikabarkan meluas. Namun, ia belum mengetahui secara rinci kondisi di lapangan.

Ia mengatakan, saat ini semua anggota KPU Tolikara tidak berada di tempat. Mereka keluar dari Tolikara karena dikejar massa.

Akibat memburuknya situasi itu, pemilihan bupati diundur hingga waktu yang belum ditentukan. Untuk itu, KPU Tolikara akan mengirim surat kepada Menteri Dalam Negeri terkait dengan pengunduran tersebut.

Dihubungi secara terpisah, Kepala Kepolisian Resor Tolikara Ajun Komisaris Besar Rahmat Siregar belum dapat memberikan informasi terkait dengan perkembangan Tolikara karena sedang rapat. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kubu pendukung pasangan John Tabo-Edy Suyanto yang diusung Partai Golkar bentrok dengan kubu pendukung pasangan Usman Wanimbo-Amos Djikwa yang diusung Partai Demokrat.

Pilkada Tolikara hanya diikuti dua kandidat. Bentrokan awal terjadi pada 21 Januari lalu dan menewaskan seorang warga. Bentrokan itu diduga disulut oleh aksi saling ejek antar-pendukung kedua calon.

Bentrokan susulan terjadi pada Rabu lalu. Dalam bentrokan itu dikabarkan satu warga meninggal dunia dan puluhan lain luka-luka. Selain itu, sebanyak 30 rumah, termasuk kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tolikara, terbakar. Sebagian korban saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok 2 Jayapura.

Benny menduga bentrokan dipicu adanya dua versi Panitia Pemilihan Distrik (PPD). Kubu John Tabo ingin agar pemilihan di distrik dilakukan oleh PPD yang dilantik KPU Tolikara lama yang telah diganti. Di sisi lain, kubu Usman Wanimbo menginginkan agar pemilihan digelar oleh PPD yang dilantik anggota KPU yang baru.

Ditemui seusai mengikuti Sidang Paripurna Pembahasan RAPBD Provinsi Papua Tahun 2012, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua Brigjen (Pol) Paulus Waterpauw mengatakan, polisi telah mengirim tambahan pasukan sebanyak dua satuan setingkat kompi dari Polres Jayawijaya.

Memburuknya kondisi Tolikara terkait dengan pemilihan bupati itu juga diakui Asisten I Bidang Pemerintahan Provinsi Papua Ely Renmaur. Untuk mencegah agar konflik itu tidak meluas, ia berharap peran tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah daerah serta para kandidat untuk mampu meredam emosi warga.

6 orang tewas

Menurut kantor berita Antara, jumlah korban tewas akibat bentrokan kedua kubu mencapai enam orang, tiga orang di antaranya dibakar.

Selain itu, beberapa rumah juga dibakar, termasuk kantor BPS dan PPD. Tercatat 34 penduduk Tolikara harus diterbangkan ke Jayapura untuk dirawat intensif di RSUD Dok 2 Jayapura karena terluka parah akibat konflik pilkada itu.

Dari 34 korban, 24 orang di antaranya diketahui berasal dari massa pendukung calon bupati John Tabo. Kebanyakan mereka terkena panah di bagian dada, perut, kepala, kaki, dan mata hingga tembus telinga.

Menyangkut bentrokan antarpendukung, Kepala Kampung Kabupaten Tolikara Linus Yikwa, yang juga pendukung John Tabo, di Jayapura, Jumat, mengatakan, masih ada sekitar 40 lebih korban yang akan dievakuasi ke Jayapura. Semua terkena panah sehingga harus dirawat secara intensif.

”Kami ingin para tokoh agama, masyarakat, pemuda, dan kepala suku segera menempuh jalur perdamaian karena hanya mereka yang layak untuk memfasilitasi. Apabila tidak dilakukan, sampai titik darah pun perang suku akan terus berlanjut,” ujar Linus. (JOS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com