Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Jalanan Pun Bersemangat Menimba Ilmu

Kompas.com - 17/02/2012, 03:53 WIB

Anak jalanan. Apa sih yang terlintas di otak kalian begitu mendengar nama itu? Berandalan, dekil, bodoh, dan miskin? Mungkin kata-kata itulah yang terlintas di benak kita ketika mendengar kata anak jalanan.

Dalam penampilannya mungkin mereka memang seperti itu. Namun, apakah pernah kita mencoba untuk bersahabat dengan mereka? Mencoba mengenal mereka lebih dekat?

Kalian tahu enggak, di balik penampilan yang tidak terurus tersebut, sebenarnya mereka itu orang-orang baik loh. Kita seharusnya memperlakukan mereka seperti kita memperlakukan teman kita yang lain. Bahkan, kita juga bisa belajar dari pengalaman hidup mereka yang tidak pernah kita alami selama ini.

Renungkan, apakah kalian pernah merasakan bagaimana susahnya mencari uang? Kita selama ini hanya menghambur-hamburkan uang yang diberikan orangtua kita, tanpa memikirkan betapa sulit mendapatkan uang tersebut. Terkadang, kita pun malas belajar.

Bandingkan dengan anak jalanan, yang sangat berkeinginan untuk bersekolah dan semangat belajar. Padahal, banyak di antara mereka yang tinggal di rumah singgah dan tetap bersekolah walaupun di sekolah Paket C.

Rumah singgah

Yap! Rumah singgah dan sekolah Paket C—setingkat SLTA— MuDAers. Dua hal yang dapat membuat masa depan anak-anak jalanan menjadi lebih cerah.

Rumah singgah adalah rumah untuk anak-anak yang telantar, yang tidak tinggal dengan ibu/bapaknya. Bukan sekadar rumah, di sini mereka diajarkan cara menjalani kehidupan dengan baik.

Biasanya rumah singgah diurus oleh pengasuh-pengasuh yang juga merangkap menjadi pengajar sekolah Paket C. Mereka kebanyakan juga tinggal di rumah itu.

”Saya tinggal di rumah singgah ini supaya saya enggak telantar, agar terurus. Terus saya bersekolah Paket C juga supaya suatu saat saya bisa dapat pekerjaan yang layak. Jadi enggak ngamen terus,” ujar Sofyan, salah seorang anak jalanan yang bersekolah di sekolah Paket C.

Sekolah Paket C adalah sekolah yang menyediakan ijazah Paket C setingkat SLTA bagi lulusannya, sekolah bagi mereka yang tidak bisa merasakan duduk di bangku sekolah formal.

Perbedaan sekolah Paket C dengan sekolah formal hanya peraturan dan sistem pembelajarannya yang sedikit lebih bebas. Siswa sekolah Paket C tidak berseragam, tidak terikat dengan waktu dan hari, jarang sekali ada tugas maupun PR, serta tidak membeli buku pelajaran.

Walaupun terlihat bebas, ilmu yang diajarkan sama seperti yang kita dapatkan di sekolah formal. Bahkan, terkadang mereka juga belajar beberapa keahlian seperti keterampilan di bidang otomotif, menjahit, video, sablon, dan masih banyak lagi yang lainnya.

”Di sini kita juga diajarin keterampilan. Jadi enggak cuma pelajaran akademik. Cara ngajarinnya juga nyenengin kok. Nyantai. Bikin kita enggak bete,” ujar Randy, umur 17 tahun.

Ternyata, banyak yang enggak kita ketahui dari kehidupan anak jalanan ya MuDAers? Dalam segala keterbatasan, ternyata mereka masih bersemangat untuk belajar. Seharusnya kita pun begitu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com