Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tukang Sampah Indonesia di Televisi Inggris

Kompas.com - 30/01/2012, 14:42 WIB

Menurut Linda, demikian Zulindatando Berry Natalegawa biasa disapa, seharusnya para pejabat malu menyaksikan acara yang menjadi perhatian masyarakat di Inggris. "Apa enggak malu? Malah wakil rakyat seenak-enaknya ambil uang rakyat, apalagi pemimpin negara yang tidak peduli, sangat memalukan. Semoga Allah bukakan mata dan telinga para pemimpin negara ini," ujar Linda yang bekerja di Kedutaan Besar Brunei Darussalam di London dan merekam program tersebut serta akan membawanya ke Jakarta.

Dalam laporannya disebutkan, Wilbur pun ikut mengumpulkan sampah dan bahkan menjajal melakukannya seorang diri dari rumah ke rumah. "Sampah....," teriak ayah dua anak yang istrinya tidak merasa malu kalau suaminya menjadi tukang sampah itu.

Wilbur pun tidak dapat membendung air matanya ketika berkisah bagaimana kehidupan Imam dengan keluarganya yang tidak tersentuh oleh pelayanan kesehatan.

Dari dunia kesehatan dan keselamatan sadar pengelolaan limbah Inggris, Wilbur pun merasa takjub bagaimana sampah yang menumpuk di Bantar Gebang dan dikerumuni oleh para pemulung tanpa memperhatikan kesehatan dan keselamatan mereka. "Nangis aku nontonnya.....bukan nangisin tukang sampah Inggris, tetapi rakyat kita yang kerja mengais-ngais sampah," ujar Yanti Hitalessy.

Laporan dari BBC itu pun menjadi bahan diskusi di laman Facebook yang, antara lain, disebut oleh Lies Parish. Meskipun sama-sama berprofesi sebagai tukang sampah atau binman, tetapi pekerjaan dan kehidupan mereka sungguh jauh berbeda.

"Bahkan London binman pun sampai menangis menyaksikan bagaimana tukang sampah di Jakarta," ujar Lies Parish yang lebih dari 14 tahun menetap di Inggris.

Hamiyah Panama, ibu Amelie yang pernah menetap di Inggris dan kini tinggal di Brussels yang juga menyaksikan tayangan tersebut, mengakui bahwa benar-benar kontras kehidupan di sana, miris.

Begitu pun Tjatri Dwimunali yang tinggal di Bristol. Ia menulis, tukang sampah di Inggris yang ikut bekerja sebagai tukang sampah di Jakarta pun merasa prihatin akan nasib tukang sampah di Jakarta, dan bahkan sering menangis melihat keadaan tukang sampah di Jakarta.

Di akhir laporannya, Wilbur tidak dapat membayangkan perjalanan kehidupan Imam dengan gaji yang tidak seberapa itu dan ketidakberdayaannya untuk mengubah keadaan.

Pada akhirnya, setelah berbicara dengan ketua RT setempat, Wilbur meminta agar Imam mendapat kenaikan gaji dan hal itu pun dapat dikabulkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com