Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin: Ketua Besar Itu Anas

Kompas.com - 16/01/2012, 09:58 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keterangan soal siapa sosok ketua besar masih simpang siur. Informasi dari pihak Muhammad Nazaruddin pun berubah-ubah. Senin (16/1/2012), Nazaruddin mengatakan bahwa ketua besar itu adalah Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. "Anas," kata Nazar singkat di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin.

Sebelumnya, salah satu kuasa hukum Nazar, Hotman Paris Hutapea, mengatakan bahwa si ketua besar adalah pimpinan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat berinisial MA. Inisial yang diungkapkan Hotman itu merujuk pada nama Mirwan Amir. Namun, menurut Nazar hari ini, Mirwan bukanlah ketua besar, melainkan bos besar. "Bos besar Mirwan Amir, itu kan pembicaraan yang memang jelas, dikasih uangnya," kata Nazar.

Nama ketua besar ini muncul dalam percakapan BlackBerry Messenger antara Mindo Rosalina Manulang, terpidana kasus suap wisma atlet, dan Angelina Sondakh, anggota Banggar DPR. Sosok ketua besar ini dianggap dapat menjadi pintu masuk untuk mengusut kasus proyek pembangunan pusat pelatihan olahraga Hambalang, Jawa Barat.

Mindo Rosalina Manulang berjanji akan mengungkapkan siapa ketua besar itu dalam sidang perkara dugaan suap wisma atlet dengan terdakwa Nazaruddin yang berlangsung hari ini. Kepada Rosa, Nazaruddin meminta agar mantan anak buahnya itu berkata jujur, tidak menutup-nutupi siapa sosok ketua besar yang dimaksud. Kuasa hukum Rosa, Muhamad Iskandar, sebelumnya mengatakan bahwa kliennya akan mengungkap siapa ketua besar dan sosok "Pak Ketua" yang ada dalam percakapan Rosa dan Angelina.

Belakangan, Rosa mengaku diancam pihak Nazaruddin agar berbohong saat bersaksi di pengadilan. Sementara itu, Nazaruddin mengatakan, pengakuan Rosa soal ancaman itu hanyalah rekayasa untuk menutupi sosok ketua besar. "Saya minta Rosa ngomong apa adanya, jangan seolah-olah untuk menutupi siapa ketua besar, membuat cerita seperti ini," kata Nazaruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

    Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

    Nasional
    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Nasional
    Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

    Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

    Nasional
    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Nasional
    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Nasional
    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Nasional
    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Nasional
    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Nasional
    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Nasional
    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Nasional
    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Nasional
    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Nasional
    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Nasional
    Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com