Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki: Rp 20 Miliar, Apa Enggak Sakit Hati Dengarnya?

Kompas.com - 13/01/2012, 17:28 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mengaku sudah meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk menginvestigasi penganggaran renovasi ruang rapat Badan Anggaran atau Banggar DPR.

Marzuki menilai tidak masuk akal jika hanya renovasi ruangan dengan luas sekitar 700 meter persegi di Gedung Nusantara I menghabiskan dana hingga Rp 20,3 miliar.

"Saya sudah telepon BPKP. Saya minta investigasi. Kalau ada unsur yang merugikan negara, sengaja merekayasa supaya mahal, konsultannya juga diperiksa," kata Marzuki di ruang kerjanya di Kompleks DPR, Jumat (13/1/2012).

Jika hasil investigasi nantinya ditemukan adanya penyimpangan, menurut Marzuki, pihaknya akan meneruskan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebelumnya, beberapa anggota Komisi III DPR sudah melaporkan proyek yang dilaksanakan Sekretariat Jenderal DPR itu ke KPK.

"Saya bangun gedung sekolah dapat pinjaman dari bank Rp 25 miliar. Saya bangun gedung sembilan lantai mewah cuma Rp 20 miliar. Silakan lihat di Palembang. Ini Rp 20 miliar (untuk bangun) ruangan secuil itu. Apa enggak kita sakit dengarnya," kata Marzuki.

Marzuki meyakini banyak yang bermain dalam proyek itu, terutama di internal Setjen DPR. Dia mengklaim, Badan Urusan Rumah Tanggan tak tahu soal detail anggaran yang diajukan Setjen DPR. "BURT cuma tahu ada renovasi Banggar. Bagaimana isinya enggak tahu," kata Ketua BURT itu.

Seperti diberitakan, pihak Setjen DPR tak mau merinci penggunaan anggaran dalam proyek itu. Pihak Setjen mengklaim renovasi menghabiskan dana besar lantaran banyak barang berteknologi serta impor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com