Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK: Rosa di Tempat yang Aman

Kompas.com - 13/01/2012, 13:31 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terpidana kasus suap wisma atlet, Mindo Rosalina Manulang, sudah ditempatkan di suatu tempat yang aman. Mantan anak buah Muhammad Nazaruddin itu berada di bawah perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

"Katanya sekarang sudah di tempat yang aman, tempat aman yang lain. Kita tidak bisa sampaikan di mana tempat itu," kata Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Johan Budi, di Jakarta, Jumat (13/1/2012).

Rosa mengaku mendapat ancaman dari pihak Nazaruddin saat berada di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Dia diancam untuk mencabut keterangannya dalam berita acara pemeriksaan yang memberatkan Nazaruddin jika bersaksi di persidangan.

Rosa juga mengaku diminta mengikuti arahan Nazaruddin dan berbohong soal status kepemilikan PT Anugerah Nusantara di persidangan nantinya.

Selain itu, pihak yang mengancam dia mengarahkan agar keterangan Rosa mempersalahkan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Adapun Rosa memang dijadwalkan menjadi saksi di persidangan Nazaruddin.

Sejak Rabu (11/1/2012) malam hingga semalam (12/1/2012), Rosa menginap di gedung KPK. Johan mengatakan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM soal pengamanan Rosa, mengingat Direktur Pemasaran PT Anak Negeri itu adalah warga binaan Rutan Pondok Bambu.

"KPK berkepentingan terhadap keselamatan dan keamanan Bu Rosa ini karena yang bersangkutan saksi kasus KPK," ujar Johan.

Dia menambahkan, Rosa dapat melaporkan ancaman yang diterimanya ini ke pihak kepolisian. "Domain-nya, domain kepolisian," ujar Johan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com