Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan di Aceh Terkait Pilkada

Kompas.com - 11/01/2012, 03:26 WIB

Jakarta, Kompas - Kekerasan yang terjadi di Aceh tidak mungkin terlepas dari proses pemilihan umum kepala daerah. Untuk mencegah kekerasan itu semakin meningkat, rakyat Aceh pun diharapkan tetap menjaga perdamaian yang selama lima tahun terakhir dapat diwujudkan di Aceh.

”Awalnya, seolah-olah tidak ada kaitannya. Namun, perkembangan seperti itu pasti dikaji lebih lanjut. Pasti tak mungkin terlepas dan tidak terkait dengan proses pilkada,” ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (10/1).

Oleh karena itu, Djoko mengingatkan agar demokratisasi di Aceh, yang ditandai dengan penyelenggaraan pilkada, harus bisa menampung segenap unsur di Aceh. ”Intinya, demokrasi itu mengakomodir semua kepentingan. Ada partai politik lokal, partai nasional, yang harus bersama- sama dalam proses demokrasi. Kebersamaan dalam proses menentukan kepala daerah harus diwadahi untuk mewujudkan demokrasi yang baik,” tuturnya.

Djoko meminta rakyat Aceh menjaga betul perdamaian di daerah itu, yang tercipta sejak beberapa tahun terakhir, setelah konflik menyelimuti Aceh dalam waktu cukup lama. ”Saya tak ingin Aceh yang damai selama lima tahun ini menjadi terkoyak gara-gara perbuatan sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Pasti polisi sedang bekerja untuk mencari pelakunya,” katanya.

Beberapa waktu belakangan ini terjadi penembakan di Aceh yang menyebabkan sejumlah orang tewas. Selain itu juga terjadi penggergajian menara listrik tegangan tinggi. Polisi masih memburu pelaku penembakan dan perusakan tersebut.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution di Jakarta, Selasa, memastikan Polri melakukan analisis dari berbagai informasi intelijen terkait penembakan dan perusakan di Aceh. Polri berfokus pada fakta hukum dalam penyidikan kasus itu.

Dari informasi intelijen, Polri melakukan analisis keterkaitan kasus itu dengan pilkada, kesenjangan sosial, sabotase, atau hal lain. Namun, kata Saud, Polri tak dapat berandai-andai tentang motif kasus itu sampai pelakunya tertangkap. Polri melihat kasus itu masih sebagai kriminal murni.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi di Jakarta, Selasa, menyatakan, pernyataan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf bahwa kesenjangan pekerjaan menjadi penyebab penembakan (Kompas, 10/1) meremehkan orang Aceh. Seolah-olah orang Aceh brutal jika tak mendapatkan pekerjaan.

”Pernyataan Gubernur Aceh itu asal bunyi. Saya menyayangkan Gubernur membandingkan pilkada sekarang dengan Pemilu 1999 dan 2004 karena pada dua pemilu itu belum ada partai lokal,” ujar Elfian.

Akomodasi Partai Aceh

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com