Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Segera Periksa Miranda

Kompas.com - 02/01/2012, 15:19 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi memastikan akan segera memeriksa mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGSBI), Miranda Goeltom, dalam kasus dugaan suap cek pelawat terkait pemilihan DGSBI 2004 yang dimenangkan Miranda.

"Termasuk Ibu Miranda, pemeriksaan segera dilakukan, tapi kapan jadwal pastinya, saya belum tahu," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi, di Jakarta, Senin (2/1/2012).

Menurutnya, keterangan Miranda diperlukan sebagai tindak lanjut dari pemeriksaan terhadap tersangka kasus tersebut, Nunun Nurbaeti. "Setelah Nunun diperiksa kan ada informasi-informasi, ini penegak hukum butuh keterangan Miranda setelah pemeriksaan Nunun," ujar Johan.

Nunun tiga kali diperiksa KPK. Pada pemeriksaan terakhir, 27 Desember 2011, melalui kuasa hukumnya, Nunun mengaku diminta Miranda memperkenalkannya dengan anggota DPR 1999-2004 untuk memuluskan pemenangan Miranda.

Menurut Mulyaharja, anggota DPR 1999-2004 yang diperkenalkan Nunun ke Miranda adalah Udju Djuhaeri, Hamka Yandhu, Endin Seofihara, dan Paskah Suzetta. Namun, keterangan tersebut dibantah Paskah yang juga diperiksa pada hari yang sama. Menurut Paskah, tidak ada perkenalan antara Miranda dan anggota DPR 1999-2004 sebelum pemilihan DGSBI 2004.

Dalam kasus ini, Nunun diduga memberikan 480 lembar cek perjalanan ke sejumlah anggota DPR 1999-2004 untuk meloloskan Miranda sebagai DGSBI 2004. Mereka yang terbukti menerima cek telah divonis dan beberapa di antaranya ada yang telah selesai menjalani masa hukuman.

Namun, pemodal di balik pembelian cek perjalanan senilai Rp 24 miliar itu belum terungkap. Pihak Nunun menilai, Miranda adalah motivator dibalik pemberian cek tersebut.

Sementara Miranda saat bersaksi di persidangan kasus ini membantah dugaan keterlibatannya dalam kasus ini. Ia mengaku tidak pernah memberi sesuatu, menjanjikan sesuatu, atau menyuruh orang memberikan sesuatu terkait pemenangannya. Dia juga merasa keberatan jika namanya dikait-kaitkan dengan kasus ini.

Miranda kini dicegah ke luar negeri demi kepentingan penyidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

    Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

    Nasional
    Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

    Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

    Nasional
    Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

    Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

    Nasional
    PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

    PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

    Nasional
    Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

    Mantan Kabareskrim: Saya Tidak Yakin Judi Online Akan Terberantas

    Nasional
    PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

    PPATK Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" Anggota Legislatif Capai Ratusan Miliar

    Nasional
    KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

    KIM Siapkan Pesaing Anies pada Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Kaesang Masuk Nominasi

    Nasional
    KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

    KPK Ungkap Awal Mula Dugaan Korupsi Bansos Presiden Terbongkar

    Nasional
    Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, 'Jer Basuki Mawa Bea'

    Akui Di-bully karena Izin Tambang, PBNU: Enggak Apa-apa, "Jer Basuki Mawa Bea"

    Nasional
    KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

    KPU Minta Pemda Fasilitasi Pemilih yang Baru Berusia 17 Tahun pada Pilkada 2024

    Nasional
    PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

    PKS Usung Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta, Wasekjen PKB: Blunder...

    Nasional
    DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi 'Online'

    DPR Desak PPATK Bongkar Pihak Eksekutif-Yudikatif yang Main Judi "Online"

    Nasional
    Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

    Wapres Ma'ruf Amin Dorong Hilirisasi Rempah Nasional

    Nasional
    Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

    Ketum KIM Segera Gelar Pertemuan Bahas Pilkada 2024

    Nasional
    Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

    Pusat Data Nasional Diretas, Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Keamanan Siber

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com