Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Jangan Diintervensi Kepentingan Politik 2014

Kompas.com - 18/12/2011, 17:39 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi dinilai rentan akan intervensi kepentingan politik, terutama yang berkaitan dengan Pemilihan Umum 2014. Oleh karenanya, mantan pengacara Bibit-Chandra, Ahmad Rifai mengingatkan agar pimpinan KPK periode 2011-2015 yang baru terpilih tidak menjadi alat perpanjangan kekuasaan.

"Karena kewenangannya sedemikian rupa, KPK yang ini sangat rentan intervensi politik, apalagi berkaitan dengan Pilpres. Tidak tertutup kemungkinan akan jadi alat perpanjangan kekuasaan," kata Rifai dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (18/12/2011).

Hal senada diungkapkan anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat asal Fraksi PDI-Perjuangan, Trimedya Panjaitan. Menurutnya, kepemimpinan Abraham Samad dan kawan-kawan akan penuh dinamika. Tahun 2012, gonjang ganjing politik semakin terasa.

"2012 akan lebih tinggi eskalasi politiknya, gonjang ganjing politik ini. 2013 anggota DPR itu sudah mulai ke daerahnya," katanya.

Trimedya mencontohkan, kegagalan PDI-Perjuangan pada Pemilu 2009 akibat kadernya saat itu, Agus Condro, terjerat kasus korupsi cek pelawat menjelang Pemilu legislatif.

"Kami merasakan pil pahit pada 2009. Agus laporkan (dugaan pemberian cek pelawat) pada 2008, 2009 pemilu legislatif, sempurna lah PIDP turun 6 persen. Agus Condro, kalau emang ada niat itu nggak perlu nunggu lima tahun laporkan ke KPK. Itulah yang disebut intervensi," ucapnya. "Semoga kami tidak mengalami kasus Agus Condro kedua," tambahnya.

Selain itu, Trimedya meminta agar pimpinan KPK yang baru dapat cepat menuntaskan kasus-kasus besar seperti Bank Century, dugaan suap wisma atlet yang melibatkan Muhammad Nazaruddin, kasus dugaan suap cek pelawat, dan kasus mafia pajak yang terkait Gayus H Tambunan.

"Century, traveller's cheque, ini agak aneh, 32 orang anggota DPR ada yang sudah menjalani hukuman, ada yang sedang menjalani, tapi siapa pemberinya? Itu uang setan kali. Kasus mafia pajak, dulu KPK bolak balik gelar perkara di Kepolisian, tapi mana? Gayus juga cuma sampai level direktur, di atasnya nggak ada yang kena," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Jumat (16/12/2011) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik pimpinan KPK periode 2011-2015. Mereka adalah Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Busyro Muqoddas, Adnan Pandupraja, dan Zulkarnain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

    Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Nasional
    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    Nasional
    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Nasional
    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Nasional
    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Nasional
    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    Nasional
    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Nasional
    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Nasional
    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Nasional
    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Nasional
    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com