Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Tidak Berhenti di Nunun

Kompas.com - 11/12/2011, 09:45 WIB

Chandra menuturkan, ia bertemu salah satu unsur pimpinan Kepolisian Thailand untuk memuluskan penyerahan Nunun tanpa proses ekstradisi. ”Ia jenderal bintang dua. Saya lupa namanya,” kata Chandra kepada Kompas.

Secara resmi, Nunun diserahkan polisi Thailand kepada KPK di pesawat Garuda karena yurisdiksi hukum internasional tak memungkinkan penyidik KPK menangkap langsung di negara lain. Pesawat Garuda dipilih karena merupakan wilayah kedaulatan Republik Indonesia yang bisa berada di negara lain, sebagaimana halnya kedutaan besar. Nunun diterbangkan ke Jakarta dengan pengawalan penyidik KPK dan polisi Thailand.

Di Jakarta, Juru Bicara KPK Johan Budi SP mengatakan, dengan penangkapan Nunun, belum bisa disimpulkan bahwa kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior BI bakal berlanjut ke penetapan tersangka lain. Namun, KPK tak akan berhenti pada penangkapan Nunun.

”Tergantung pada hasil pemeriksaan terhadap Nunun karena yang bersangkutan juga kunci dalam kasus ini. Yang pasti, kami lihat segala kemungkinannya. Kalau nanti keterangannya di pengadilan bisa dikembangkan, ya nanti kami kembangkan lagi,” kata Johan.

Soal penyakit Nunun, dalam jumpa pers pada Sabtu malam di kantor KPK, Chandra yang didampingi para unsur pimpinan KPK lainnya mengatakan, hal itu merupakan wewenang dokter untuk menyatakan apakah Nunun benar-benar terkena penyakit lupa sebagaimana disebut selama ini.

Nunun tiba di kantor KPK sekitar pukul 19.30 setelah pesawat Garuda yang menerbangkan dia dari Bangkok mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng sekitar pukul 18.10. Selama perjalanan, Nunun mengenakan rompi antipeluru.

Begitu Nunun tiba di kantor KPK, anak perempuan Nunun datang. Setelah Nunun selesai diperiksa, dia ditahan di Rumah Tahanan Pondok Bambu.

Secara terpisah dokter pribadi Nunun, dr Andreas Harry, mengatakan, terakhir ia berkomunikasi dengan pasiennya pada 3 Mei 2010. Andreas mengaku pernah mendapatkan hasil CT scan Nunun dari Bangkok yang diperlihatkan Adang, Oktober 2010. Andreas masih berpegang pada keterangan medis yang pernah dia ungkapkan, yakni Nunun menderita pascastroke amnestic syndrome. Penyakit ini, menurut Andreas, mengarah ke Alzheimer, penyakit yang membuat daya kerja otak menurun. Belakangan Nunun disebut mengidap penyakit lupa.

Petrus Ballapatyona, penasihat hukum Nunun, meyakini Nunun masih sakit, terutama lupa.(ong/bil/fer/dik/tra/ ano/bdm)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Empat Kecamatan Terendam Banjir di Provinsi Maluku, 210 KK Mengungsi

    Empat Kecamatan Terendam Banjir di Provinsi Maluku, 210 KK Mengungsi

    Nasional
    Hadapi Pesatnya Persaingan Ekonomi dan Teknologi, Gus Halim Ajak Pegiat Desa Tingkatkan SDM

    Hadapi Pesatnya Persaingan Ekonomi dan Teknologi, Gus Halim Ajak Pegiat Desa Tingkatkan SDM

    Nasional
    Saat Megawati Tantang Penyidik Harun Masiku untuk Menghadap...

    Saat Megawati Tantang Penyidik Harun Masiku untuk Menghadap...

    Nasional
    Jokowi Dinilai Tetap Akan Miliki Pengaruh pada Pilkada 2024, Gibran Akan 'All Out'

    Jokowi Dinilai Tetap Akan Miliki Pengaruh pada Pilkada 2024, Gibran Akan "All Out"

    Nasional
    Duga Jadi Sasaran KPK, Megawati Dinilai Lempar Sinyal Sudah Tak Sejalan dengan Pemerintah

    Duga Jadi Sasaran KPK, Megawati Dinilai Lempar Sinyal Sudah Tak Sejalan dengan Pemerintah

    Nasional
    Perayaan Tahun Baru Islam, Menag Berharap Jadi Inspirasi untuk Perbaikan Diri

    Perayaan Tahun Baru Islam, Menag Berharap Jadi Inspirasi untuk Perbaikan Diri

    Nasional
    Kisruh Sirekap, Ketua Komisi II DPR  Usul Negara Siapkan Gawai untuk KPPS pada Pilkada 2024

    Kisruh Sirekap, Ketua Komisi II DPR Usul Negara Siapkan Gawai untuk KPPS pada Pilkada 2024

    Nasional
    Kaesang Digadang-gadang Maju Pilkada Jakarta, Peneliti BRIN: Ini Bukan Kelas Berat Lawan Kelas Bulu...

    Kaesang Digadang-gadang Maju Pilkada Jakarta, Peneliti BRIN: Ini Bukan Kelas Berat Lawan Kelas Bulu...

    Nasional
    Jelang Pilkada, Sirekap KPU Diminta Lebih Cerdas dan KPPS Bisa Koreksi Data

    Jelang Pilkada, Sirekap KPU Diminta Lebih Cerdas dan KPPS Bisa Koreksi Data

    Nasional
    Kapolda Sumbar Dinilai Tak Terima Kritik Terkait Kasus Kematian Afif Maulana

    Kapolda Sumbar Dinilai Tak Terima Kritik Terkait Kasus Kematian Afif Maulana

    Nasional
    DPR: Jika KPU Gagal Jelaskan soal Sirekap, Tak Usah Pakai di Pilkada

    DPR: Jika KPU Gagal Jelaskan soal Sirekap, Tak Usah Pakai di Pilkada

    Nasional
    DPR Bakal Panggil KPU Bahas Evaluasi Sirekap Jelang Pilkada 2024

    DPR Bakal Panggil KPU Bahas Evaluasi Sirekap Jelang Pilkada 2024

    Nasional
    Sentil Kaesang, Peneliti BRIN: Karier Itu Tak Bisa Lompat, Pak Jokowi Saja Mulai dari Solo Dulu

    Sentil Kaesang, Peneliti BRIN: Karier Itu Tak Bisa Lompat, Pak Jokowi Saja Mulai dari Solo Dulu

    Nasional
    Mencari Demokrasi Indonesia

    Mencari Demokrasi Indonesia

    Nasional
    Jadwal Kegiatan Paus Fransiskus Saat Berkunjung ke Indonesia

    Jadwal Kegiatan Paus Fransiskus Saat Berkunjung ke Indonesia

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com