Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkar Mafia Anggaran DPR

Kompas.com - 10/12/2011, 16:33 WIB
Nina Susilo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penetapan anggota DPR dari Fraksi Partai Amanat, Wa Ode Nurhayati, sebagai tersangka semestinya bisa menjadi jalan masuk untuk membongkar mafia anggaran di DPR. Hal ini juga dapat memicu perbaikan di tubuh DPR dan sistem penganggaran di Indonesia.

Anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Mas Achmad Santosa, Sabtu (10/12/2011) di Jakarta, menyampaikan harapan itu. Menurut dia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga perlu melindungi Wa Ode sebagai justice collaborator (pelaku yang bekerja sama) serta memberinya penghargaan.

"Saya berharap Wa Ode tidak takut dan tidak tanggung-tanggung," ujarnya seusai berbicara dalam Polemik Sindo Radio Network bertajuk "Hari Antikorupsi se-Dunia; Koruptor Makin Kesohor". Hadir narasumber lainnya Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang, Wakil Ketua Komisi III DPR Nasir Jamil, dan Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Prof Hamdi Muluk.

Nasir sepakat dengan Mas Achmad sebab, menurut dia, korupsi tidak mungkin dilakukan hanya oleh satu orang.

Penetapan Wa Ode sebagai tersangka, menurut Sebastian, memang diharapkan untuk memberantas korupsi, bukan untuk membungkam Wa Ode yang kerap nyaring menyuarakan penyimpangan di badan anggaran dan di bagian lainnya. "Bila hanya untuk membungkam Wa Ode, berarti KPK sudah menjadi bagian permainan besar dan pemberantasan korupsi Indonesia dalam bahaya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

    KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

    Nasional
    Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

    Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

    Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

    Nasional
    Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

    Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

    Nasional
    PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

    PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

    Nasional
    PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

    PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

    Nasional
    Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

    Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

    Nasional
    Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

    Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

    Nasional
    Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

    Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

    Nasional
    Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

    Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

    Nasional
    Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

    Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

    Nasional
    Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

    Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

    Nasional
    Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

    Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

    Nasional
    Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan 'Single Persecution' dalam Kasus Korupsi

    Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan "Single Persecution" dalam Kasus Korupsi

    Nasional
    Sang Cucu Pernah Beri Pedangdut Nayunda 500 Dollar AS, Sumber Uang dari SYL-Indira Chunda

    Sang Cucu Pernah Beri Pedangdut Nayunda 500 Dollar AS, Sumber Uang dari SYL-Indira Chunda

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com