Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemain Panggung Politik

Kompas.com - 02/12/2011, 02:40 WIB

Selepas menang pemilu gubernur 2007, purnawirawan anggota TNI AL berpangkat kolonel ini jadi aktor terkuat di panggung politik Babel. Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Babel, ia jadi patron bagi bupati sekaligus Ketua DPD Golkar Bangka Tengah Erzaldi Rosman Djohan yang putra Wali Kota Pangkal Pinang (1989-1993) Rosman Djohan.

Di sekeliling Eko ada Elly Rebuin yang menjadi staf khusus gubernur dan Ernawan dalam status anggota DPRD Babel dari Golkar. Ernawan dan Elly, saudara Wali Kota Pangkal Pinang periode 1993-1998 Sofyan Rebuin, hampir selalu terlihat di sekitar Eko. Elly kerap menjadi representasi Eko dalam berbagai pertemuan dengan aneka kelompok. Jejaring Eko masih ditambah dengan Noorhari Astuti, anggota DPD 2009-2014 yang juga istri Eko. Banyak warga Babel mengakui, gaya komunikasi Noorhari yang supel menciptakan citra kedekatan warga dengan keluarga gubernur.

Sebagai calon petahana pada Pemilu Gubernur Babel 2007- 2012, Eko disokong Golkar, PDI-P, dan PKS. PKS menyatakan dukungan beberapa hari sebelum pendaftaran. Sebelumnya, PKS berkomunikasi dengan Yusron Ihza Mahendra yang akan diusung PBB sebagai calon gubernur.

Namun, komunikasi itu terhenti dan Yusron merapat ke PPP. PKS menjajaki kemungkinan mengusung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, mantan Bupati Belitung Timur dan anggota Fraksi Golkar di DPR 2009-2014. Namun, akhirnya PKS melabuhkan pilihan politiknya pada pasangan Eko-Rustam Effendy yang sudah diusung Golkar-PDI-P.

Sementara Yusron, anggota keluarga Ihza dari Belitung Timur, sudah pasti menggandeng Bupati Bangka Yusroni Yazid yang merupakan kader PPP dalam Pemilu Gubernur Babel 2012. Yusron, satu dari lima adik mantan Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra, mencoba menambah rekam jejak keluarga Ihza di kancah politik. Meski diwarnai dukungan dari pebisnis timah, para kandidat gubernur juga menjual isu pembangunan Bangka pasca-pertambangan Timah.

Salah satu kuda hitam sebagai calon gubernur adalah Zulkarnain Karim yang kini Wali Kota Pangkal Pinang. Zul, demikian kader Partai Demokrat itu akrab disapa, mengaku, para pengusaha timah berpartisipasi pada parpol secara merata. ”Tentu saja mereka membantu di mana-mana agar usaha juga lancar. Saya pribadi mendorong agar bisnis timah di Bangka berkembang bersama usaha lain, seperti budidaya perikanan agar masyarakat memiliki alternatif pendapatan. Strategi itu penting karena di sejumlah daerah, seperti Kota Pangkal Pinang dan Pulau Belitung, tidak beroperasi kapal isap timah yang dapat mengganggu mata pencaharian nelayan,” kata Zulkarnain.

Dinasti politik?

Menurut Rektor Universitas Bangka Belitung Bustami Rachman, Babel belum punya dinasti politik. Sebagai provinsi, Babel baru berusia 11 tahun dan belum cukup waktu bagi kelompok-kelompok politik membangun kekuatan menjadi dinasti. ”Masih mencari bentuk,” tuturnya.

Hal lain, Babel nyaris tidak mengenal kerajaan. Kesultanan Palembang yang mengklaim sebagai penguasa Bangka selama ratusan tahun praktis hanya berpengaruh pada jalur-jalur perdagangan timah. Hal itu menumbuhkan budaya egaliter yang tidak mengenal otoritas, cikal bakal dinasti politik. Apalagi, selama bertahun-tahun Babel tidak pernah dilibatkan dalam pergulatan politik regional dan nasional. ”Babel hanya dimanfaatkan,” ujarnya.

Fakta itu membuat tidak ada warisan kekuatan politik yang mengakar di Babel. Hal itu menjelaskan mengapa Babel tidak seperti daerah pemekaran lain yang jadi ajang pembentukan dinasti oleh kekuatan politik yang tersingkir dari daerah induk. Namun, seiring pengaplingan dan eksploitasi timah yang menghasilkan segelintir elite pengusaha, kelihatannya pola patron-klien antara pengusaha kakap dan elite politikus bisa jadi akan membentuk kelompok-kelompok politik di Babel.

Saat ini, Bupati Belitung Timur Basuri, kerabat dekat mantan Bupati Belitung Timur Basuki Tjahaja Purnama, muncul di panggung politik lokal. Demikian pula Yusron Ihza Mahendra maju dalam pencalonan gubernur Babel 2012. Inikah tanda-tanda terbentuknya dinasti politik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com