Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Pengerahan Pasukan TNI di Papua Melanggar UU

Kompas.com - 16/11/2011, 18:47 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengerahan hingga penggunaan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Papua selama ini dinilai melanggar UU nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Pasalnya, tidak jelas dasar kebijakan pengerahan pasukan itu.

Penilaian tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) TB Hasanuddin seusai rapat dengar pendapat dengan Komnas HAM dan Kontras di Komplek DPR, Rabu (16/11/2011). Hasanuddin menjelaskan, Pasal 3 ayat 1 UU TNI menyatakan, bahwa dalam pengerahan dan penggunaan kekuatan militer, TNI berkedudukan di bawah Presiden. Pasal 5 menyatakan, TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan keputusan politik.

Adapun Peraturan Presiden nomor 7 tahun 2008 tentang kebijakan umum pertahanan negara juga mengatur pengerahan kekuatan TNI untuk Operasi Militer Selain Perang dilaksanakan berdasarkan keputusan politik pemerintah. Hasanuddin mengatakan, selama ini tidak ada keputusan politik yang diambil pemerintah berdasarkan kesepakatan dengan DPR.

"(Pengerahan pasukan) hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan intelijen dari para Panglima Kodam di sana. Jadi, kalau tambah pasukan hanya menelepon panglima TNI, nanti Panglima TNI perintahkan kirim ke sana," kata dia.

Selama ini, lanjut Hasanuddin, pemerintah selalu berdalih tidak ada operasi militer di Papua, atau hanya operasi bantuan kepada Pemda. Namun, Hasanuddin meyakini langkah-langkah TNI selama ini adalah operasi militer.

"Kalau ada orang terbunuh dalam sebuah patroli, itu kan operasi militer," ucapnya.

Politisi PDI-P itu menambahkan, DPR, khususnya Komisi I, juga tak pernah menerima laporan tentang jumlah pasukan dan biaya penggunaan kekuatan TNI di Papua.

Koordinator Kontras Haris Azhar meminta Komisi I melakukan pengawasan ketat setiap agenda pengerahan pasukan di wilayah-wilayah rentan konflik seperti di Papua. Selain itu, Kontras meminta dilakukan evaluasi sistem keamanan di Papua.

"Apa yang perlu ditingkatkan di Papua, apakah profesionalitas aparat, menambah pasukan, senjata, jam operasi, atau intensitas berhubungan dengan masyarakat," kata Haris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com