Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Sebaiknya Berdialog dengan Pemimpin Agama di Papua

Kompas.com - 15/11/2011, 12:02 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Situasi di Papua sudah sangat mendesak untuk diselesaikan secara komprehensif dan menyeluruh. Itu sebabnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus mau berdialog dengan pemimpin agama di Papua.

Presiden bisa mengundang para pemimpin agama di Papua untuk berdialog dan mendengarkan pandangan mereka. Apalagi, jika saat ini para pemimpin agama itu dianggap paling representatif mewakili masyarakat Papua.

"Mereka dipercaya, berakar, dan bertakhta di hati masyarakat Papua, karena paling kurang setiap minggu, mereka bertemu dan menyampaikan pesan-pesan keagamaan kepada para jemaat ketika beribadat. Selain itu, aspirasi pemerintah dan mayoritas masyarakat Indonesia yang menghendaki Papua tetap dalam NKRI bisa disampaikan kepada mereka untuk diteruskan ke masyarakat Papua," ujar sosiolog Musni Umar di Jakarta, Selasa (15/11/2011).

Para pemimpin agama di Papua, menurut Musni, sebenarnya sudah lama menyuarakan aspirasi masyarakat Papua untuk merdeka, tetapi amat disayangkan tidak mendapat respons yang serius dari pemerintah.

"Di awal reformasi, pada waktu saya menjadi anggota DPR, seorang pendeta dari Papua pernah menemui saya di DPR dan menyampaikan aspirasi masyarakat Papua untuk merdeka. Tidak lama kemudian, para tokoh masyarakat Papua menemui Presiden BJ Habibie di istana negara dan menyampaikan aspirasi untuk merdeka dari NKRI. Seharusnya mereka yang bersuara seperti itu didekati, tetapi amat disayangkan aspirasi mereka dibiarkan berakumulasi tanpa dikanalisasi," ujarnya.

Sekarang Papua sudah sangat mengkhawatirkan, maka sebaiknya Presiden SBY mengundang para pempimpin agama di Papua dalam rangka Natal. PGI dan MAWI sebaiknya diajak dan bisa bertindak sebagai mediator.

"Pemecahan masalah Papua tidak boleh ditunda karena jauh lebih kompleks dan rumit ketimbang Aceh. Organisasi Papua Merdeka (OPM) tidak sekuat Gerakan Aceh Merdeka (GAM), tetapi para pemimpin agama di Papua diduga memberi dukungan moral," ujarnya.

Di samping itu, menurut Musni, masyarakat Papua kelihatan semakin besar keinginan untuk merdeka.

Oleh karena itu, jika terus tidak ada penyelesaian, maka Barat, terutama Amerika Serikat, dengan alasan untuk melindungi masyarakat Papua, bisa menyokong kemerdekaan Papua untuk mengamankan kepentingan ekonominya di Papua yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa.

Hal seperti ini pernah terjadi di Sudan Selatan, yang didukung untuk merdeka menjadi sebuah negara baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com