Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Baru Bisa Saja Saksi Wisma Atlet

Kompas.com - 11/11/2011, 22:06 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games tidak hanya berhenti pada mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Busyro Muqoddas, kembali mengindikasikan bakal adanya tersangka baru dalam kasus itu.

Namun Busyro masih enggan menyebut nama si calon tersangka itu. Dia hanya menyiratkan, saksi kasus wisma atlet yang beberapa kali dimintai keterangan di KPK berkemungkinan menjadi tersangka berikutnya.

"Kalau ada orang dipanggil, orang itu belum tentu bersalah. Justru ada dua kemungkinan, pertama kalau dipanggil dan tidak cukup bukti maka selesai, gitu kan bebas. Tapi kalau ada indikasi, jalan terus," kata Busyro di Jakarta, Jumat (11/11/2011).

Calon tersangka baru itu, kata Busyro bisa anggota DPR, orang kementerian, ataupun anggota Badan Anggaran DPR. "Dari kasus korupsi itu sifatnya ada strukturnya, struktur orang yang berkuasa, bisa DPR, bisa Banggar, bisa dari kementerian, bisa dari parpol. paling tidak dari tiga ini ini struktural, orang-orang dari struktur ini nanti yang terindikasi," ujar mantan ketua Komisi Yudisial itu.

Sejauh ini KPK telah memeriksa anggota DPR yang juga merupakan anggota Banggar DPR, Angelina Sondakh dan I Wayan Koster sebagai saksi. Adapun Angelina diperiksa sebanyak dua kali sementara Koster baru satu kali.

Selain itu, KPK memeriksa Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng dua kali. Pemeriksaan pertama Andi sebagai saksi untuk Sekretaris Menpora Wafi Muharam yang juga jadi tersangka kasus itu, sementara pemeriksaan kedua sebagai saksi bagi Nazaruddin.

Selain menjadi saksi bagi Nazar, nama Angelina, Koster, dan Andi juga pernah disebut di persidangan Mohamad El Idris dan Mindo Rosalina Manulang yang menjadi terdakwa kasus wisma atlet. Khusus Angelina dan Koster, namanya disebut oleh mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai Yulianis sebagai penerima dana terkait proyek wisma atlet.

Terkait disebutnya nama Angie dan Koster itu, Busyro mengatakan bahwa pihaknya akan mendalami setiap fakta persidangan yang muncul. "Dalam prosesnya nanti ketika penyidik menemukan sejumlah informasi dan barbuk (barang bukti) kita perlu takar, dan penakarannya itu kadang-kadang seperti diekspose. Kalau dari penakaran itu ada yang perlu diperdalam, maka kita perdalam. Kalau dari penakaran itu tidak ada ya kita stop," ungkapnya.

Hanya saja, kata Busyro, fakta persidangan yang muncul tidak serta merta dapat menjadi fakta hukum. "Belum tentu fakta hukum memiliki pembuktian," tukasnya.

Nazaruddin segera disidang

Adapun kasus suap wisma atlet memasuk babak baru. Dalam hitungan dua pekan ke depan, kemungkinan Nazaruddin akan menjalani sidang perdana setelah berkas penyidikannya dinyatakan lengkap atau P21.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com