MEKKAH, KOMPAS, com - Seluruh jemaah calon haji Indonesia (JCH), Jumat (4/11/2011), pukul 08.00 waktu Arab Saudi (WAS) atau 12.00 WIB secara bertahap mulai bergerak menuju Padang Arafah untuk melakukan wukuf, bersama jutaan umat muslim dari belahan dunia.
"Jemaah Indonesia mulai diberangkatkan menuju Arafah terbagi dalam tiga gelombang dengan menggunakan bis," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat di Mekkah, Jumat.
Sesuai data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama sebanyak 222.560 calon haji sudah berada di Arab Saudi untuk menjalankan ibadah haji. Dari jumlah sebesar itu sebanyak 202.343 orang merupakan jemaah haji reguler dan 20.217 orang merupakan haji khusus atau dulu disebut ONH plus.
Jemaah yang paling banyak sebesar 202.343 orang berasal dari embarkasi SUB (Surabaya) 40.875 orang, disusul embarkasi JKS (Jawa Barat) 37.878 orang, serta embarkasi SOC (Solo) 33.733 orang.
Sementara embarkasi yang paling banyak kelompok terbang (kloter) adalah embarkasi SUB sebanyak 92 penerbangan, disusul embarkasi SOC sebesar 91 penerbangan serta embarkasi JKS sebesar 85 penerbangan.
Menurut Sekjen Bahrul, jemaah akan diberangkatkan menjadi tiga gelombang, yaitu gelombang pertama pukul 08.00-11.00 WAS, gelombang kedua pukul 13.00-16.00 WAS dan gelombang ketiga pukul 16.00-19.00 WAS.
Untuk keberangkatan jemaah menuju Arafah, jemaah akan dikomando oleh ketua pondokan dan ketua kelompok terbang (kloter), sehingga jemaah tidak perlu buru-buru berangkat atau naik bis.
"Jadwal keberangkatan setiap pondokan dan kloter sudah kita persiapkan dan jemaah tidak perlu khawatir akan tertinggal," katanya.
Dia juga mengimbau para jemaah untuk bisa mematuhi jadwal keberangkatan yang telah ditetapkan untuk kelancaran perjalanan menuju Arafah.
Bahrul mengatakan juga untuk jemaah yang dalam kondisi sakit dan diopname di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), mereka juga tetap akan diberangkatkan ke Arafah menggunakan ambulans atau disafari wukufkan.
Pemerintah, tegas Bahrul, tetap berkewajiban untuk memberangkatkan jemaah sakit ke Arafah walaupun kepergian mereka menggunakan ambulans, tapi tidak menginap di Arafah seperti hal jemaah yang sehat.
"Kita periksa catatan medisnya dan kalau memang jemaah sakit tidak bisa berangkat menggunakan bis atau jalan kaki, maka akan menggunakan ambulans menuju Arafah," kata Bahrul.
Dengan berkoordinasi di pemondokan serta pemeriksaan catatan medis jemaah yang sakit maka saat wukuf atau puncak haji diharapkan tidak ada seorang pun jemaah haji yang tertinggal dipondokan dan rumah sakit.
Bahrul mengatakan pula, ketua kloter, ketua rombongan, dan ketua regu telah diminta dan diingatkan kembali kepada jemaahnya untuk berniat haji pada saat berihram dari pondokan sebelum berangkat ke Armina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.